Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LKPI: Jawaban Ahok Saat Debat Cagub Dinilai Paling Meyakinkan

Kompas.com - 02/02/2017, 17:14 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dinilai sangat meyakinkan saat menjawab pertanyaan dalam debat antar pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta.

Hal itu diketahui berdasarkan hasil survei Lembaga Konsultan Politik Indonesia (LKPI) yang diselenggarakan pada 13-26 Januari 2017.

"Basuki dianggap memiliki jawaban paling meyakinkan 36,2 persen, kemudian baru Anies dan Agus, sementara yang lain-lain (cawagub) kecil," ujar Direktur Riset LKPI, Tatak Ujiyati, saat merilis hasil survei di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (2/2/2017).

Tatak menuturkan, jawaban cagub nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, dinilai paling meyakinkan oleh 28,8 persen responden. Sementara jawaban cagub nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono, dinilai meyakinkan oleh 18,2 persen responden.

Lainnya, cawagub nomor pemilihan dua, Djarot Saiful Hidayat 1,5 persen, cawagub nomor tiga, Sandiaga Uno 0,9 persen, cawagub nomor pemilihan satu, Sylviana Murni 0,6 persen, dan tidak menjawab 13,8 persen responden.

Selain itu, LKPI juga menguji penilaian responden terkait gaya pidato cagub dan cawagub DKI. Hasilnya, gaya pidato Anies dinilai paling menarik oleh 34,5 persen responden, pidato Ahok dinilai menarik oleh 26,3 persen responden, dan pidato Agus dinilai menarik oleh 23,0 persen responden.

Adapun pidato Sandiaga dinilai menarik oleh 1,8 persen responden, pidato Djarot dinilai menarik oleh 1,5 persen responden, dan pidato Sylviana dinilai menarik oleh 1,2 persen responden, serta 11,8 persen responden tidak menjawab.

"Yang dianggap paling menarik itu Anies untuk pidatonya, baru kemudian Basuki dan Agus, kemudian yang wakil-wakilnya kecil-kecil," kata Tatak.

(Baca: Survei LKPI: Agus-Sylvi 26,8 Persen, Ahok-Djarot 25,8 Persen, Anies-Sandi 26,2 Persen)

Sementara itu, pasangan calon yang dinilai paling kompak saat debat yakni Anies-Sandi (32,3 persen), kemudian Ahok-Djarot (31,4 persen), dan Agus-Sylvi (23,2 persen).

Sebanyak 2,6 persen responden menjawab tidak ada pasangan calon yang kompak dan 10,6 persen responden tidak menjawab.

Dari hasil survei yang dilakukan LKPI, Tatak menyebut bahwa debat tidak memengaruhi pilihan pemilih.

"Separuh dari (responden) yang melihat debat itu mengatakan bahwa debat sebetulnya tidak memengaruhi pilihan," ucap Tatak.

(Baca: Ini Alasan Warga Pilih Agus, Ahok, atau Anies Menurut Survei LKPI)

Dari 53,2 persen responden yang menyaksikan debat, 52,8 persen di antaranya mengatakan debat tidak berpengaruh, 43,7 persen menyebut berpengaruh, dan 3,5 persen tidak menjawab.

Survei LKPI ini dilakukan pada 13-26 Januari 2017 dengan wawancara tatap muka terhadap 600 responden di lima kota di Jakarta. Dengan jumlah responden tersebut, pemilih di Kabupaten Kepulauan Seribu tidak terwakili dalam sampel karena jumlah pemilihnya terlalu kecil.

Metode penelitian yang digunakan yakni multistage random sampling dengan margin of error lebih kurang 3,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei ini dibiayai menggunakan dana internal LKPI.

Kompas TV Pengaruh Debat Kedua Terhadap Elektabilitas Cagub
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Warga Jakbar Datang ke Masjid Istiqlal Berharap Kebagian Daging Kurban: Di Rumah Cuma Dapat 2 Ons

Megapolitan
PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

PKB Terbitkan SK Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Pisau JF untuk Tusuk Tetangganya yang Ganggu Anjing Semula untuk Ambil Rumput

Megapolitan
Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Diduga Sakit, Pria Lansia Ditemukan Meninggal di Kamar Kos Bogor

Megapolitan
Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Pria Tewas Tertabrak KRL di Bogor, Identitas Korban Terungkap dari Buku Tabungan

Megapolitan
Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Keamanan CFD Jakarta akan Diperketat Buntut Penjambretan Viral

Megapolitan
Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Pedagang Siomay di Kebayoran Berkurban Tiap Tahun, Patungan Rp 3,5 Juta untuk Beli Sapi

Megapolitan
Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Cerita Pedagang Siomay Rangkul Sesama Perantau di Jakarta untuk Berkurban di Kampung Halaman

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com