Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU DKI Tak Larang Pemilih "Selfie" Usai Mencoblos, tetapi...

Kompas.com - 13/02/2017, 21:24 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner KPU DKI Jakarta Betty Epsilon Idroos mengatakan, KPU DKI tidak melarang pemilih ber-selfie seusai memilih pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Rabu (15/2/2017).

Namun, selfie tersebut tidak boleh dilakukan di dalam bilik suara. "Hobi selfie masih boleh jalan terus selain di balik bilik suara," ujar Betty melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Senin (13/2/2017).

(Baca juga: KPU DKI Imbau Warga Tak Kenakan Atribut Kampanye Saat Mencoblos)

Betty mengatakan, KPU DKI Jakarta melarang pemilih untuk membawa ponsel atau kamera ke dalam bilik suara.

Hal itu dilakukan untuk menjaga asas kerahasiaan dan menghindari politik uang. "Boleh bawa handphone di TPS, tetapi enggak boleh bawa masuk ke bilik suara," kata dia.

Kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di TPS nantinya akan menyediakan tempat penitipan ponsel atau kamera apabila pemilih akan mencoblos di dalam bilik suara.

Setelah mencoblos, ponsel atau kamera tersebut baru diambil kembali. Betty mengatakan, KPU DKI juga tidak melarang apabila pemilih ingin ber-selfie dengan menunjukkan jari yang sudah dicelupkan ke tinta sebagai tanda telah memilih.

"Boleh, tenang, hobi selfie masih tersalurkan," ucap Betty. Pilkada DKI Jakarta telah memasuki masa tenang hingga Selasa (14/2/2017) besok.

(Baca juga: Imbauan KPU DKI untuk Tak "Menggoda" Penyelenggara Pemilu Diapresiasi)

Sementara Rabu, pemungutan suara bisa dilakukan sejak pukul 07.00 - 13.00 WIB. Pilkada DKI Jakarta 2017 diikuti oleh tiga pasangan calon, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Kompas TV KPU DKI Jakarta menyatakan tidak menyiapkan alat pendeteksi keaslian KTP elektronik, terhadap pemilih yang masuk daftar pemilih tambahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com