Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Psikologi Jelaskan Makna Tepuk Tangan Warga Kepulauan Seribu kepada Ahok

Kompas.com - 29/03/2017, 16:25 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli psikologi sosial Risa Permana Deli menjelaskan psikologi sosial warga Kepulauan Seribu saat didatangi gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok

Risa mengatakan, warga merasa senang dan berterima kasih ketika Ahok menyampaikan program budidaya ikan kerapu pada mereka. Itulah sebabnya mereka bertepuk tangan setelah mendengar pidato Ahok. Selain itu, warga Kepulauan Seribu sebelumnya sering kali merasa terabaikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Sebetulnya mereka merasa berterima kasih karena seorang gubernur tiba-tiba bersedia mengenali keseharian mereka," ujar Risa di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Rabu (29/3/2017).

 

Baca: Ahli Psikologi Sosial: Yang Dipersoalkan Ahok Bukan soal Agama, tetapi..

Risa mengatakan, Ahok bukan sedang membawa masyarakat Kepulauan Seribu untuk berpikir seperti warga Jakarta di daratan. Kata Risa, Ahok justru mengikuti keseharian warga Kepulauan Seribu dengan menyampaikan program budidaya ikan.

Hal itu membuat warga Kepulauan Seribu bisa menerima isi pidato Ahok. Tepukan tangan warga juga mengandung makna bahwa warga memahami pidato Ahok.

"Masyarakat Kepulauan Seribu tidak pernah meletakan apa yang dikatakan Pak Basuki di luar norma, tidak menolak. Kita bisa lihat reaksi saat mereka saat bertepuk tangan," ujar Risa.

"Tepuk tangan itu representasi konektivitas apa yang disampaikan Pak Basuki sebagai gubernur dan rakyat di pulau," lanjut Risa.

 

Baca: Ahli Psikologi Sosial: Ahok Tidak Gampang Trauma

Risa yang merupakan Direktur Pusat Kajian Representasi Sosial dan Laboratorium Psikologi Sosial Eropa mengatakan kasus ini terlalu banyak membahas persoalan bahasa.

Padahal, hal yang juga harus dilihat adalah bagaimana kalimat itu diucapkan dan juga reaksi masyarakat Kepulauan Seribu seperti yang dia terangkan.

Kompas TV Sidang ke-12 kasus dugaan penodaan agama, kembali digelar hari ini (28/2) di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan. Agenda sidang, mendengarkan keterangan 2 orang ahli. Hadir sebagai ahli dalam sidang kasus dugaan penodaan agama, dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama adalah pimpinan FPI Rizieq Shihab, sebagai ahli agama. Selain itu, sidang juga menghadirkan Abdul Chair Ramadhan sebagai ahli hukum pidana. Abdul Choir, sedianya dimintai keterangan pada sidang sebelumnya, namun berhalangan datang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com