JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menilai pemerintah perlu menempatkan penjaga atau marshal di dalam angkutan umum di Jakarta guna mencegah tindak kriminal.
Pernyataan ini diungkapkan Sandiaga untuk menyikapi penodongan seorang ibu dan anak di Buaran, Jakarta Timur, Minggu (9/4/2017).
"Dari dulu saya selalu mendorong ada marshal di sebuah kendaraan. Sama seperti di (bus) transjakarta, yang dilengkapi body cam dan hot button," kata Sandi setelah acara diskusi di gedung Mid Plaza, Jakarta Pusat, Senin (10/4/2017).
Menurut Sandi, keberadaan marshal dan perangkat seperti body cam dan hot button dapat mencegah tindak kriminal dan pelanggaran lainnya, seperti tindak asusila dalam angkutan umum.
Baca: Kata Djarot, Pengelolaan Angkot di Bawah Transjakarta Bisa Cegah Kejahatan
Hot button bisa langsung dipencet bila butuh pertolongan darurat. Menurut Sandi, sistem keamanan tersebut tak hanya perlu diterapkan di bus sedang maupun bus sedang, tetapi juga di angkot.
Adapun penodongan terhadap seorang ibu dan anak kecil semalam dianggap sebagai musibah. Sandi menekankan, harus ada regulasi khusus yang ditujukan untuk melindungi pengguna transportasi umum yang rentan kejahatan, yakni perempuan dan anak-anak.
Insiden penodongan di dalam angkot diungkap oleh warga di sekitar lokasi yang langsung mengepung penodong serta mobil angkotnya.
Penodong pun dilumpuhkan dengan timah panas dan diamankan polisi untuk diproses lebih lanjut.
Baca: Cerita Heroik Polantas yang Gagalkan Aksi Penodongan di Dalam Angkot
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.