Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Diimbau Periksa Lubang Mesin ATM Sebelum Transaksi

Kompas.com - 29/07/2017, 09:57 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Masyarakat diimbau memeriksa lubang kartu pada mesin anjungan tunai mandiri (ATM) saat akan melakukan transaksi. Imbauan itu disampaikan menyusul ditangkapnya para pelaku penipuan dan pembobolan uang nasabah dengan modus mengganjal mulut lubang mesin ATM menggunakan tusuk gigi.

"Pada saat kita ingin memasukkan ATM, kita periksa dulu apakah ada yang mengganjal atau tidak," kata Manajer Pemasaran BRI Cabang Depok, Prima Imanudin, di Mapolresta Depok, Jumat (28/7/2017).

(baca: Jangan Mudah Percaya Orang yang Tawarkan Bantuan Saat ATM Bermasalah)

Selain memeriksa lubang kartu, Prima juga mengimbau warga memeriksa keaslian mulut lubang yang ada pada mesin ATM. Sebab, para pelaku kejahatan kerap memasang mulut lubang kartu yang palsu.

"Mulut ATM-nya juga diperiksa asli atau enggak. Karena biasa ada yang ditempel pakai double tip," ujar Prima.

Dalam kasus uang nasabah melalui mesin ATM dengan modus menggunakan tusuk gigi untuk menghambat keluarnya kartu, para pelaku mengincar nasabah yang hendak mengambil uang di mesin ATM.

Karena mulut di lubang kartu sudah diganjal tusuk gigi, korban pun kesulitan menarik kembali kartunya. Saat itulah seorang dari pelaku datang dan berpura-pura menawarkan bantuan sambil menanyakan PIN calon korbannya.

Prima mengimbau warga tidak pernah memberitahukan PIN ATM-nya pada siapapun.

"Kalaupun kartunya tertelan kita akan ambilkan atau dibuatkan kartu baru. Yang jelas jangan memberitahukan PIN kepada siapapun," ujar Prima.

Dua orang anggota komplotan pencuri ATM saat ditangkap dan dibawa ke Mapolresta Depok pada Jumat (28/7/2017). Tampak salah seorang diantaranya berjalan pincang akibat kakinya ditembak oleh polisi.Kompas.com/Alsadad Rudi Dua orang anggota komplotan pencuri ATM saat ditangkap dan dibawa ke Mapolresta Depok pada Jumat (28/7/2017). Tampak salah seorang diantaranya berjalan pincang akibat kakinya ditembak oleh polisi.

Ada dua pelaku pembobolan rekening nasabah bank melalui mesin ATM dengan modus tusuk gigi yang ditangkap polisi, masing-masing bernama Indra Winata (28) dan Adison (21). Keduanya ditangkap di tempat persembunyiannya di kawasan Gunung Putri, Bogor, pada Kamis (27/7/2017).

Kedua pelaku disebut sudah beberapa kali beraksi di wilayah Depok dan Bogor. Mereka terakhir kali beraksi di sebuah mesin ATM di Kompleks Pelni, Sukmajaya, Depok, pada Sabtu (15/7/2017).

Dari hasil kejahatan yang dilakukan di Sukmajaya, kedua pelaku mendapat uang sebesar Rp 120 juta yang dibagi-bagikan ke sesama anggota komplotan.

Polisi masih memburu empat terduga pelaku lainnya yang terlibat kasus tersebut.

Kompas TV Seorang pecatan anggota Brimob dan temannya ditangkap Satuan Reskrim Polres Lumajang, Jawa Timur, karena terlibat pembobolan mesin ATM di sejumlah kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com