Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Presensi Elektronik untuk Cegah Jual Beli Rusun

Kompas.com - 08/08/2017, 10:41 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta menerapkan sistem presensi elektronik bagi penghuni rusun di bawah pengelolaan Pemprov DKI.

Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Eko Suroyo menyampaikan, sistem itu diterapkan guna mengawasi serta meminimalkan tindak kecurangan yang dilakukan oknum penghuni rusun.

Eko menyebutkan, sistem tersebut diharapkan mampu berfungsi sebagai pengawas kecurangan yang dulunya sempat terjadi, seperti praktik jual beli hingga sewa menyewa unit rusun.

"Ini untuk menghindari jual beli yang dilakukan penghuni rusun. Juga untuk mencegah agar tidak disewakan lagi. Nanti akan terverifikasi siapa pemilik unit rusunnya," ujar Eko saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/8/2017).

(Baca juga: 10.000 Warga Rusun Terdata Sistem Presensi Elektronik )

Eko menyampaikan, presensi elektronik telah diberlakukan sejak 2016. Saat ini, sistem tersebut diberlakukan di 23 rusun milik Pemprov DKI. Cara penggunan alat ini disebut cukup mudah.

Penghuni cukup menempelkan jari serta kartu identitas rusun ke mesin yang sudah disediakan. Jika sesuai, monitor mesin akan memperlihatkan nama dan foto wajah pemilik unit rusun.

(Baca juga: DKI Raih Banyak Penghargaan karena Pasukan Warna, Pembangunan Rusun dan RPTRA)

Verifikasi menggunakan sistem ini dilakukan sesuai kebutuhan. Sejak sistem ini diterapkan, kata Eko, praktik kecurangan belum ditemukan.

"Nanti kepala UPRS-nya yang menentukan (verifikasi), bisa seminggu sekali, dua minggu sekali. Sejak diterapkan, penyimpangan nol persen. Di setiap tower ada dipasang," ujar Eko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com