Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Sebut "Skytrain" di Soekarno-Hatta Setara di Jepang dan Korsel

Kompas.com - 15/08/2017, 13:19 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin meninjau dan mencoba unit kereta tanpa awak atau skytrain di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (15/8/2017).

Uji coba baru dilakukan dalam jarak tempuh yang pendek, yakni hanya sekitar 500 meter dari Terminal 3.

"Ini satu lagi hasil karya anak bangsa yang bisa membuat Bandara Soekarno-Hatta makin baik dan bisa melayani masyarakat secara baik," kata Budi kepada pewarta usai meninjau layanan skytrain.

Baca: Skytrain di Bandara Soekarno-Hatta Mulai Angkut Penumpang 17 September

Menurut Budi, dia sudah pernah mencoba layanan kereta tanpa awak serupa di bandara beberapa negara, seperti Malaysia, Korea Selatan, hingga Jepang.

Secara kualitas fisik dan instalasi, Budi menilai skytrain di Bandara Soekarno-Hatta ini tidak kalah bagus dengan yang ada di luar negeri.

"Saya sudah merasakan di Jepang, Kuala Lumpur, Korea, ini sudah perfect. Kereta yang dibuat juga sama baiknya dengan yang ada di Korea," tutur Budi.

Proyek skytrain di Bandara Soekarno-Hatta dikerjakan konsorsium perusahaan Indonesia dan luar negeri.

Salah satu perusahaan yang tergabung dalam konsorsium untuk proyek skytrain, yakni Woojin dari Korea Selatan.

Perusahaan asal Korea Selatan inilah yang menyediakan gerbong kereta untuk skytrain Soekarno-Hatta.

Sebulan ke depan, PT Angkasa Pura II mengoperasikan skytrain dalam rangka uji coba di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.

Pelaksanaan uji coba skytrain ini akan dievaluasi sebelum Ditjen Perkeretaapian menerbitkan sertifikasi untuk menyatakan moda transportasi itu aman dan dapat digunakan untuk umum.

Ada tiga rangkaian skytrain yang akan dioperasikan untuk memudahkan pengguna jasa bandara berpindah dari satu terminal ke terminal lain.

Satu trainset terdiri dari dua gerbong kereta yang dapat menampung penumpang dengan kapasitas 176 orang.

Skytrain Bandara Soekarno-Hatta ini menggunakan teknologi automated guided transit (AGT) yaitu teknologi kendaraan pengangkut tanpa pengemudi, terdiri dari beberapa unit gerbong dan dijadikan satu rangkaian.

Baca: Ini Penampakan "Skytrain", Kereta Tanpa Awak di Bandara Soekarno-Hatta

AGT juga menggunakan roda pengarah tambahan di sisi kiri dan kanan unit kendaraan yang menempel pada dinding beton.

Jarak antara setiap unit skytrain di tiap terminal ditargetkan maksimal lima menit. Sedangkan waktu tempuh skytrain dari Terminal 1 menuju integrated building ke Terminal 2 dan Terminal 3 ditetapkan sekitar tujuh menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com