JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Satpol PP Jakarta Barat Tamo Sijabat mengatakan, pihaknya melakukan pemetaan trotoar yang perlu pengawasan lebih dengan adanya program Bulan Tertib Trotoar.
"Ada beberapa titik, seperti di Latumenten dan Daan Mogot yang perlu diawasi. Mereka kan biasanya kalau enggak ada (Satpol PP) ... masuk ke trotoar, kalau tahu (ada Satpol PP) dia masuk lagi ke dalam (pergi dari trotoar)," kata Tamo, Jumat (18/8/2017).
Tamo menambahkan, ratusan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Jakarta Barat terjaring dalam dua minggu terakhir operasi Bulan Tertib Trotoar.
"Data dari tanggal 1 sampai tanggal 17 Agustus, telah ditertibkan sebanyak 1.261 PKL yang berdagang di trotoar. Di Jakarta Barat sendiri terdapat 171 PKL yang terjaring," kata dia.
Ia juga menyebutkan, selain PKL, ada bangunan liar, spanduk, plang nama toko dan beberapa jenis pelanggaran lain yang dianggap mengganggu pejalan kaki yang turut ditertibkan.
Untuk pertama kalinya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggelar operasi Bulan Tertib Trotoar yang berlangsung intensif selama Agustus ini.
"Kenapa dilaksanakan ini? Selain untuk memeringati HUT RI, juga banyak sekali pengaduan masyarakat tentang ketidaknyamanan dan ketidakramahan trotoar bagi pejalan kaki," kata Asisten Sekretaris Daerah bidang Pemerintahan Bambang Sugiyono pada 1 Agustus 2017.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga mengatakan, HUT kemerdekaan harus dijadikan momentum mengembalikan fungsi trotoar di Jakarta. Trotoar untuk pejalan kaki, bukan untuk dilintasi pengendara sepeda motor atau digunakan pedagang kaki lima.