TANGERANG, KOMPAS.com - Hingga Rabu (6/9/2017), belum ada titik temu antara PT Angkasa Pura II dan warga sekitar Bandara Soekarno-Hatta perihal harga untuk pembebasan lahan dalam rangka pembangunan runway ketiga bandara.
Warga yang dimaksud yakni mereka yang tinggal di permukiman berbatasan langsung dengan Jalan Perimeter Utara di sisi luar bandara, yaitu Desa Rawa Rengas dan Desa Rawa Burung, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.
"Belum ada kepastian, otomatis kami belum tahu harganya untuk pembebasan lahan warga di sini," kata Sekretaris Desa Rawa Rengas, Muklis Muslim, kepada Kompas.com, Rabu (6/9/2017).
Muklis menyampaikan, beberapa pekan sebelumnya, sudah ada harga yang ditawarkan tim dari Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Tangerang kepada masing-masing warga yang terdampak pembangunan runway ketiga tersebut.
(Baca juga: Pilot Komplain Warga Main Layang-layang di Sekitar Soekarno-Hatta)
Namun, harga tersebut dinilai jauh lebih rendah dari harga yang ditawarkan kepada warga di area selatan yang terdampak proyek pengembangan bandara.
"Masyarakat membandingkan harga di selatan lebih tinggi, kenapa harga di utara lebih rendah. Setelah ada usul dari masyarakat, akhirnya keluar rekomendasi agar dilakukan penilaian ulang," ujar Muklis.
Secara terpisah, Public Relation Manager PT Angkasa Pura II Yado Yarismano menyebutkan, pihaknya masih menunggu jadwal terbaru dari BPN untuk penghitungan ulang harga pembebasan lahan warga kedua desa tersebut.
Dalam hal ini, pihaknya tunduk pada keputusan BPN mengenai besaran harga ganti rugi karena dinilai berdasarkan taksiran atau appraisal.
"Rencana pekan keempat bulan September akan mulai dimusyawarahkan kembali. Kami menunggu jadwal dari BPN saja," ujar Yado.
(Baca juga: "Runway" Mengelupas, 3 Penerbangan di Halim Perdanakusuma "Delay")
Pihak PT AP II menyebut pembangunan runway ketiga di Bandara Soekarno-Hatta ini sebagai kebutuhan yang mendesak.
Hal itu dikarenakan angka pergerakan pesawat, yaitu take off dan landing per jam sudah sangat padat, bahkan sampai menyebabkan beberapa kali pesawat antre saat hendak terbang maupun mendarat.