Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kotornya Kali Gendong di Jakarta Utara

Kompas.com - 07/09/2017, 18:12 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Bau tidak sedap langsung tercium saat melewati aliran Kali Gendong di sekitar Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Banyak sampah di kali yang alirannya melewati perumahan warga RW 017 Kelurahan Penjaringan itu.

Pantauan Kompas.com di lokasi, Kamis (7/9/2017), air kali itu berwarna gelap. Alirannya melewati tiga RT di RW 017, yaitu RT 016, 017, dan 019.

Berbagai jenis sampah dari plastik hingga kayu menumpuk dan menyumbat aliran air. Bahkan, ada bagian kali yang mengeras karena padatnya sampah di permukaan.

(baca: Sulitnya Menyadarkan Warga agar Tak Membuang Sampah ke Kali Gendong)

Warga melintas di Kali Gendong, Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (14/3/2017). Kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah sembarangan mengakibatkan sampah plastik dari rumah tangga nyaris menyerupai daratan tersebut menumpuk di sepanjang Kali Gendong.KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Warga melintas di Kali Gendong, Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (14/3/2017). Kurangnya kesadaran masyarakat membuang sampah sembarangan mengakibatkan sampah plastik dari rumah tangga nyaris menyerupai daratan tersebut menumpuk di sepanjang Kali Gendong.

Seorang warga RT 017 yang rumahnya berada di samping kali tersebut, Rusmiati, mengaku sudah biasa melihat pemandangan kali dipenuhi sampah.

Menurut dia, pemandangan sampah di Kali Gendong saat ini jauh lebih sedikit dibanding pada 3-4 tahun lalu. Rusmiati menjelaskan, pada 2015, petugas dari UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta membersihkan sampah di Kali Gendong dua kali dalam sepekan.

"Sekarang sudah mendingan. Kalau dulu, itu sampah setara sama jembatan, bau banget. Sekarang sudah berkurang banget. Dulu mungkin sampai ratusan truk ngangkutin sampahnya," ujar Rusmiati.

Rusmiati mengatakan, saat ini warga beberapa RT di sekitar Kali Gendong membayar pekerja untuk mengangkut sampah rumah tangga setiap hari. Namun, kata Rusmiati, masih ada saja tetangganya yang membuang sampah di kali.

Ketua RT 017, Hasnawi menyampaikan tumpukan sampah di Kali Gendong sulit diatasi meski kondisi sampah dia sebut sudah berkurang. Selain masih ada warga yang kerap membuang sampah di kali meski sudah ditegur, aliran kali yang sangat kecil membuat sampah menumpuk.

"Warga sudah banyak yang gunakan gerobak sampah. Kalau petugasnya datang sekitar tiga hari sekali. Sebenarnya sampahnya sudah jauh berkurang," ujar Hasnawi.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com