Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibutuhkan Jembatan Penghubung dari Terminal 2 ke Halte "Skytrain"

Kompas.com - 18/09/2017, 18:27 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Pengguna jasa Bandara Soekarno-Hatta memberi catatan perlunya jembatan penghubung yang menyambungkan Terminal 2 dengan halte kereta tanpa awak atau skytrain.

Lokasi halte skytrain Terminal 2 terpisah dengan bangunan terminal, berbeda dengan di Terminal 3 di mana halte tersebut menjadi satu dengan gedung terminal.

"Halte di Terminal 2 mesti ke seberang dulu, naik tangga lagi. Agak susah kayaknya buat orang tua ya kalau yang sudah susah jalan, mestinya ada skybridge kayak di mal," kata salah satu penumpang skytrain, Yuli (38) saat ditemui Kompas.com, Senin (18/9/2017).

Yuli menjelaskan, dia pertama kali mencoba layanan skytrain dari halte di Terminal 2. Setibanya di Terminal 3, Yuli merasakan perbedaan yang signifikan, karena halte langsung berada di dalam area Terminal 3.

Baca: Penumpang: "Skytrain" Jalannya Pelan, Beda Sama yang di Luar Negeri

"Enak sampai Terminal 3 itu kita tinggal naik eskalator atau lift sudah bisa ke (area) check in, di Terminal 2 harus menyeberang dulu, banyak taksi sama bus lewat-lewat," tutur Yuli.

Penumpang lainnya, Dewa (29), merasa penunjuk arah menuju halte skytrain perlu diperbanyak.

Saat ini penunjuk arah masih terlalu sedikit sehingga calon penumpang yang belum familiar dengan area bandara kemungkinan sulit menemukan lokasi skytrain.

"Kalau signage-nya diperbanyak, saya rasa lebih bagus," tutur Dewa.

Operasional skytrain saat ini baru memasuki tahap awal, yakni dari Terminal 3 ke Terminal 2 sejauh 1,7 kilometer.

Setelah skytrain beroperasi dari Terminal 3 ke Terminal 2, akan dilanjutkan sampai ke Terminal 1, Integrated Building, lalu tersambung lagi ke Terminal 3.

Integrated Building merupakan bangunan tempat pengguna jasa berpindah moda transportasi, baik ke bus, taksi, maupun kereta bandara.

Layanan skytrain memudahkan pengguna jasa bandara untuk berpindah terminal, dari yang biasanya menggunakan kendaraan pribadi atau shuttle bus gratis.

Baca: AP II: Skytrain Dibutuhkan Cepat karena Pergerakan di Bandara Soetta Sudah Tak Efektif

Ada total tiga trainset masing-masing terdiri dari dua gerbong, yang akan dioperasikan di Bandara Soekarno-Hatta.

Headway atau jarak kedatangan skytrain ditargetkan maksimal lima menit, dengan waktu tempuh mengelilingi seluruh terminal dan Integrated Building di bandara sekitar tujuh menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com