JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan, smart toilet yang dipasang di halte transjakarta tidak akan digratiskan. PD PAL Jaya akan mengenakan tarif untuk setiap kali penggunaan toilet tersebut. Pembayaran dilakukan secara non-tunai dengan menggunakan kartu uang elektronik.
"Masuk ke sini itu harus tapping, maka harus bayar, jangan semua digratiskan, tapi semuanya harus non-tunai. Saya minta paling mahal Rp 2.000. Bukan dari sisi uangnya, tapi kewajiban supaya dia (pengguna) merawat," kata Djarot di Halte Monas, Senin (9/10/2017).
Toilet itu disebut smart toilet karena dilengkapi dengan beberapa kontrol otomatis.
Namun, PD PAL Jaya tidak akan langsung mengenakan tarif. Penggunaan selama tiga bulan sejak diresmikan pada akan digratiskan. "Uji coba ini kami gratiskan nol rupiah selama tiga bulan," kata Djarot.
Saat ini, baru ada dua smart toilet yang dipasang di halte transjakarta, yakni Halte Monas dan Halte Balai Kota. Smart toilet rencananya akan dipasang di 33 halte transjakarta. Toilet itu disebut smart toilet karena dilengkapi dengan beberapa kontrol otomatis.
Indikator gerak itu berfungsi untuk memastikan ada tidaknya orang yang sedang menggunakan toilet dan akan terlihat dari luar. Toilet tersebut juga dilengkapi exhausted fan, lampu, pengharum otomatis, dan instalasi pengolah air limbah atau biopal.