Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Bertanya, Kok Kerjaannya Bahaya Begitu?"

Kompas.com - 28/10/2017, 12:46 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana Posko Ante Mortem korban ledakan pabrik mercon yang di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati masih ramai dengan kedatangan beberapa keluarga korban, Sabtu (28/10/2017).

Hingga pukul 11.30 WIB, terpantau ada empat keluarga korban ledakan pabrik mercon yang mendatangi Posko Ante Mortem di RS Polri.

Dua di antaranya adalah keluarga karyawan pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya bernama Asep Angga Putra Gunawan (21) dari Rangkasbitung, Lebak, Banten, dan keluarga Iyus asal Cililin, Bandung, Jawa Barat.

Keduanya diduga menjadi korban ledakan pabrik mercon yang terjadi pada Kamis (26/10/2017) silam.

Samsul Mu'in (41), paman Asep berharap bahwa keponakannya itu berada di RS Polri Kramat Jati.

"Saya ke sini mencari Asep, keponakan saya yang kerja di pabrik itu," kata Samsul di Posko Ante Mortem RS Polri, Sabtu (28/10/2017).

Baca juga : Kejanggalan-kejanggalan Terbakarnya Pabrik Mercon di Kosambi

Samsul datang ke posko dengan membawa sejumlah dokumen seperti kartu keluarga, foto Asep, dan juga ijazah milik keponakannya tersebut.

Sebelum mencari ke RS Polri, Samsul mengaku telah mencari keberadaan Asep ke sejumlah rumah sakit yang ada di Tangerang.

"Di RSIA BUN, di Mitra Husada, dan RSUD Tangerang enggak ada. Terakhir mencari di sini (RS Polri) mudah-mudahan ada. Saya ke sini lapor membawa ijazah dan foto Asep juga. Mudah-mudahan dia ada di sini," kata Samsul.

Baca juga : Jenazah Surnah Korban Ledakan Pabrik Mercon Akan Dimakamkan Besok

Samsul menambahkan, keponakan tercintanya itu baru bekerja di pabrik mercon selama dua bulan. Terakhir mereka saling berkomunikasi pada Senin (23/10/2017).

Menurut keterangan Samsul, Asep sempat mengirimkan foto tempatnya bekerja di pabrik.

"Dia itu kerja di bagian mesin. Pas saya lihat fotonya, saya bertanya, kok kerjaannya bahaya begitu, nah dia jawab itu kerjaan cuma sementara nanti mencari lagi," ucap Samsul.

Namun, sebelum Asep bisa mendapatkan pekerjaan baru, keberadaannya justru tidak diketahui sampai saat ini dan diduga menjadi korban ledakan pabrik mercon tempatnya bekerja.

Baca juga : KPAI Dalami Dugaan Ada Anak-anak yang Dipekerjakan di Pabrik Mercon


Pabrik mercon milik PT Panca Buana Cahaya ini meledak pada Kamis (26/10/2017) pukul 09.00 WIB. Pihak pemadam baru tiba pukul 10.30 WIB dengan sebelas mobil pemadam.

Saat itu, kondisi gerbang terkunci. Untungnya, warga setempat sempat membobol tembok gudang untuk menyelamatkan para karyawan yang terjebak di dalam. Api berhasil dipadamkan pada pukul 12.00 WIB.

Berdasarkan data sementara ada 103 pekerja yang berada dalam pabrik tersebut. 47 di antaranya ditemukan tewas, sementara 46 orang lainnya mengalami luka-luka.

Kompas TV Olah TKP dilakukan guna mengumpulkan sejumlah petunjuk di antaranya penyebab terjadinya kebakaran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Berangkat dari Roxy Jakpus, Pengemudi Ojol Ngamuk di Depok Gara-gara Sulit Temukan Alamat

Megapolitan
Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Selebgram di Bogor Digaji Rp 5,5 Juta Per Bulan untuk Promosikan Situs Judi Online

Megapolitan
Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Kecewanya Helmi, Anaknya Gagal Lolos PPDB SMP Negeri karena Umur Melebihi Batas

Megapolitan
Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Menteri Sosial Serahkan Bansos untuk Warga Kepulauan Tanimbar Maluku

Megapolitan
Cerita 'Single Mom' Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Cerita "Single Mom" Sulit Daftarkan Anak PPDB Online

Megapolitan
Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Sohibul Batal Dicalonkan Gubernur tapi Jadi Cawagub, PKS Dinilai Pertimbangkan Elektabilitas

Megapolitan
Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi 'Online'

Polresta Bogor Tangkap Selebgram yang Promosikan Judi "Online"

Megapolitan
Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Warga Terpukau Kemeriahan Puncak HUT Ke-497 Jakarta

Megapolitan
Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Setelah PKS-PKB, Anies Optimistis Ada Partai Lain yang Bakal Usung Dirinya di Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Polisi Sebut Pelaku Pembakaran Rumah di Jakbar Tak Gunakan Bensin, Hanya Korek Api

Megapolitan
Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Kesal Ditinggal Istri, AS Nekat Bakar Pakaian Hingga Menyebabkan Kebakaran di Jakbar

Megapolitan
PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

PKS Usung Anies pada Pilkada Jakarta, Pengamat: Pilihan yang Realistis

Megapolitan
Polisi Sempat Kesulitan Tangkap Pembakar Rumah di Jalan Semeru, Pelaku Kerap Berpindah

Polisi Sempat Kesulitan Tangkap Pembakar Rumah di Jalan Semeru, Pelaku Kerap Berpindah

Megapolitan
Gagap Teknologi, Orangtua Calon Siswa Keluhkan PPDB Online Jakarta

Gagap Teknologi, Orangtua Calon Siswa Keluhkan PPDB Online Jakarta

Megapolitan
Dishub Jakpus Arahkan Bus Wisata Parkir di Lapangan Banteng agar Tak Kena Ketok Pungli Parkir Liar

Dishub Jakpus Arahkan Bus Wisata Parkir di Lapangan Banteng agar Tak Kena Ketok Pungli Parkir Liar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com