JAKARTA, KOMPAS.com - Bogor terpilih sebagai kota atau kabupaten terbaik dalam upaya meningkatkan kualitas sarana pejalan kaki yang berkeselamatan untuk kategori khusus dalam ajang Indonesia Road Safety Award (IRSA) 2017.
Namun, tidak satu pun penghargaan diberikan kepada DKI Jakarta.
Menanggapi hal ini, Yayat Supriatna selaku pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti mengatakan, Jakarta bisa mengajukkan diri untuk mengikuti penilaian tersebut atau memang Jakarta tidak percaya diri.
"Harusnya jangan jadi Jakarta 'Andi Lau' (antara dilema kegalauan). Bila bicara penilaian, Jakarta sudah tidak bisa dipungkiri konteks kesulitan dan keparahannya di atas rata-rata, karena menampung beban populasi yang cukup besar dibandingkan kota lain" ucap Yayat saat menghadiri penghargaan tersebut, Kamis (7/12/2017).
Baca juga : Fasilitas Penyandang Disabilitas di Jalan yang Tak Banyak Diketahui Masyarakat
Meski demikian, menurut dia, populasi bukan permasalahan utama. Yayat mengatakan, seharusnya Pemprov DKI Jakarta dapat mengalokasikan anggaran untuk membangun infrastruktur penunjang bagi pejalan kaki. Terlebih, DKI Jakarta memiliki APBD terbesar dibanding kota-kota lain di Indonesia, Rp 77 triliun.
"Tapi bukan soal itu masalahnya, apalagi infrastruktur yang wajib dipertanyakan kenapa Jakarta ini kok kurang inovatif dibandingkan kota-kota lain. Jadi kadang-kadang Jakarta ini punya modal besar tapi minim kreatifitas dalam konteks berkeselamatan pejalan kaki," kata Yayat.
Baca juga : Ini Kota dengan Tata Kelola Keselamatan Jalan Terbaik di Indonesia
Pada ajang tersebut, Tangerang menjadi kota dengan tata kelola keselamatan jalan terbaik untuk kategori kota dengan tingkat penduduk tinggi.
Tangerang dipilih atas berbagai upaya yang dilakukan, meliputi:
- Pemasangan CCTV di 16 persimpangan untuk memantau pelanggaran lalu lintas.
- Layanan pelaporan jalan rusak melalui menu "Laksa" pada aplikasi Tangerang Live.
- Program "Perjaka Gesit", yakni perbaikan jalan rusak dalam satu hari.
- Hotline Gawat Darurat 119 dan 112 yang didukung unit layanan gawat darurat di 13 kecamatan.
- Selain itu sampai September 2017, terjadi tren penurunan angka kecelakaan lalu lintas dibanding tahun 2016.