Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

44 Anggota Polda Metro Jaya Dipecat karena Bermasalah pada 2017

Kompas.com - 30/12/2017, 13:06 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polda Metro Jaya memecat 44 orang anggotanya selama kurun waktu 2017. Mereka yang dipecat adalah anggota yang melakukan pelanggaran berat.

"Di bidang pembinaan tahun ini Polda Metro Jaya memecat anggotanya dengan tidak hormat itu sejumlah 44 orang," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (30/12/2017).

Idham menyampaikan, polisi yang dipecat itu dianggap mencoreng institusi Polri dengan melakukan pelanggaran berat.

Kasus yang menjerat mereka berbeda-beda, mulai dari kasus indispliner hingga kasus pidana. "Bahkan ada yang pidana juga, ada yang melakukan pencurian, pembunuhan maupun pengguna narkoba," kata Idham.

Anggota Polda Metro Jaya yang dipecat pada tahun ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2016. Pada 2016, ada 36 anggota yang dipecat.

Baca juga : 5 Kasus yang Mangkrak Ditangani Polda Metro Jaya

Berdasarkan catatan Kompas.com, dua anggota Polda Metro Jaya yang melakukan pelanggaran berat dan akhirnya dijatuhi sanksi pemecatan yakni Briptu Heri Ismail, anggota Polsek Kepulauan Seribu Utara dan Bripka Didik Pramono, anggota Renmin Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya.

Briptu Heri Ismail dipecat karena desersi selama 85 hari, sedangkan Bripka Didik dipecat karena melakukan tindak pidana pembunuhan berencana di Karawaci, Tangerang pada tahun 2012 silam. Didik divonis 18 tahun penjara atas perbuatannya itu.

Pada tahun ini, total ada 325 anggota Polda Metro Jaya yang dijatuhi hukuman dengan berbagai jenis sanksi. Anggota yang mendapat sanksi tunda kenaikan pangkatnya sebanyak 55 orang.

Personel yang diberikan hukuman mutasi jabatan sebanyak 25 anggota, sanksi penahanan ada 72 anggota, terkena sanksi teguran 45 orang, terkena sanksi hukuman minta maaf 38 orang, dan terkena sanksi penundaan pendidikan sebanyak 47 orang.

Idham menyampaikan, selain memberikan hukuman kepada anggota yang bermasalah, pihaknya memberikan penghargaan kepada anggotanya yang berprestasi. Salah satu penghargaannya yakni diberi pendidikan.

"Saya sudah lapor Bapak Kapolri kalau perlu 50 persen yang berangkat sekolah adalah orang-orang yang berprestasi. Saya ingin memberi gambaran bahwa mereka berangkat sekolah karena memang prestasi bukan karena KKN atau bukan karena ngadep ke rumah Kapolda," ucap Idham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com