JAKARTA, KOMPAS.com - Pada 2013, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merencanakan pembangunan apartemen di kawasan Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Pembangunan kompleks apartemen Pondok Kelapa Village tersebut menurut rencana dibangun secara bertahap dengan investasi lebih kurang Rp 600 miliar yang meliputi tiga menara apartamen.
Masing-masing menara memiliki 2.000 hunian dan fasilitas pendukung. Total luas lahan untuk apartemen tersebut lebih kurang 3,75 hektar.
PT Gemilang Usaha Terbilang (GUT) merupakan pengembang yang bekerja sama dengan PD Pembangunan Sarana Jaya untuk membangun hunian komersial tersebut.
Baca juga : Ada Opsi Lahan Mangkrak Pondok Kelapa Dibangun Rusunami DP 0 Rupiah
Direktur Utama PD Pembangunan Sarana Jaya Yoory C Pinontoan mengatakan, sebenarnya kerja sama antara pihaknya dan PT GUT sudah berlangsung sejak tahun 2008.
Saat itu, PT GUT membantu Pemprov DKI untuk menyelesaikan permasalahan lahan yang saat itu dikuasai pedagang dan pemulung tersebut.
PT GUT memiliki konsesi atau izin menggunakan lahan pemerintah tersebut hingga tahun 2019. Namun, hingga hari ini pembangunan apartemen tersebut belum juga dimulai.
Padahal, proses jual beli telah dilakukan, bahkan sebagian konsumen telah menyetorkan uang muka.
Saat groundbreaking pembangunan rumah DP Rp 0 di kawasan Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (18/1/2018), publik dibuat bingung dengan keberadaan proyek apartemen Pondok Kelapa Village di kawasan yang bersebelahan yang hingga hari ini tak kunjung dibangun.
Ada yang mengira program rumah vertikal DP Rp 0 yang diberi nama Klapa Village tersebut didirikan di atas lahan milik PD Pembangunan Sarana Jaya yang telah dikerjasamakan dengan PT GUT.
Menanggapi hal ini, Yoory memastikan bahwa program DP Rp 0 tidak dibangun di atas lahan yang mangkrak tersebut.
Belum ada kepastian
Yoory mengatakan, hingga kini PT GUT belum memberikan kepastian kapan proyek tersebut akan dibangun.
"Kemarin kan ada sedikit krisis ekonomi, yang pasti bisnis properti kena imbasnya. Sampai sekarang enggak terlalu bagus. Mereka (PT GUT) ragu-ragu mau membangun," ujar Yoory saat dihubungi Kompas.com, Rabu (24/1/2018).
Meski perjanjian konsesi masih berlangsung hingga tahun 2019, bulan Februari 2018 Yoory meminta PT GUT segera memberikan kepastian.