Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Laporan Warga Lewat Qlue Turun Signifikan?

Kompas.com - 16/02/2018, 07:23 WIB
Jessi Carina,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan ada penurunan laporan pengaduan warga melalui aplikasi Qlue pada 2017. Aplikasi Qlue dibuat untuk memudahkan warga membuat laporan atau aduan mengenai masalah di lingkungan mereka.

"Agak turun laporan melalui Qlue, itu harus diakui," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (15/2/2018).

Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik DKI Jakarta Dian Ekowati memberikan data penurunan laporan itu. Data tersebut membandingkan jumlah laporan pada 2016 dan 2017.

Baca juga: Sandiaga: Laporan Melalui Qlue Agak Turun, Itu Harus Diakui

Pada 2016, jumlah laporan Qlue tertinggi terjadi pada April, yaitu sebanyak 55.665 laporan. Sementara pada April 2017, jumlah laporannya hanya 25.582.

Setelah April 2017, jumlah laporan Qlue tidak pernah menyentuh angka 20.000. Lengkapnya, 17.873 laporan pada Mei, 16.265 pada Juni, 16.760 pada Juli, 18.460 pada Agustus, 18.096 pada September, 16.029 pada Oktober, 12.405 pada November, dan 10.759 pada Desember.

Bandingkan dengan jumlah laporan pada 2016. Ada 48.478 laporan pada Mei, 56.111 pada Juni, 50.725 pada Juli, 55.151 pada Agustus, 45.373 pada September, 50.412 pada Oktober, 36.058 pada November, dan 28.901 pada Desember.

Sandiaga mengatakan, Pemprov DKI memiliki banyak kanal aduan. Dia berharap masyarakat bisa memaksimalkan kanal aduan digital seperti Qlue itu.

"Kami harapkan ke depan kerja sama untuk memberikan masukan bukan hanya dari segi pelayanan publik, tapi juga misalnya ada dugaan korup, ada dugaan penyelewengan di wilayah maupun SKPD. SKPD itu bisa dilaporkan di sini dan terpantau secara transparan dan terintegrasi," ujar Sandiaga.

Mengapa turun?

Kepala Diskominfotik DKI Jakarta Dian Ekowati belum bisa menjelaskan penyebab penurunan laporan di Qlue itu. Hal itu perlu dilakukan analisis terlebih dahulu.

Dian mengatakan, layanan aduan warga di tiap kelurahan dan kecamatan bisa jadi memengaruhi penurunan jumlah laporan Qlue. Sebab, cukup banyak warga yang memilih mengadu di kelurahan.

"Jadi jumlah laporan di kecamatan itu lumayan (banyak). Sekarang, kan, sudah ada ya mekanisme laporan di kecamatan," ujar Dian.

Baca juga: Adanya Layanan Aduan di Kecamatan Dinilai Pengaruhi Penurunan Laporan Qlue

Program layanan aduan warga di kantor pemerintahan itu dimulai sejak pertengahan November 2017. Ketika program ini dimulai, jumlah aduan Qlue memang menurun dari 16.029 pada Oktober menjadi 12.405 pada November. Kemudian menjadi 10.759 pada Desember.

Selain itu, penurunan jumlah laporan bisa jadi karena ada pencabutan Pergub No 903 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi RT dan RW di DKI Jakarta pada akhir 2016 saat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Dalam pergub itu, tiap RT dan RW wajib membuat laporan Qlue setiap hari. Setiap laporan mereka diberi insentif Rp 10.000.

Saat aturan itu masih diberlakukan, memang ada protes oleh pengurus RT/RW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com