Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjaga Pesisir Jakarta dari Pencemaran Sampah...

Kompas.com - 09/03/2018, 08:31 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesisir Jakarta tengah menghadapi ancaman pencemaran.

Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia MS Sembiring menyebut, sampah plastik menimbulkan dampak kerusakan bagi ekosistem laut dan pesisir.

Selain mengotori lautan, sampah plastik juga dapat meracuni biota laut, merusak terumbu karang, dan berbahaya bagi kehidupan manusia.

"Sudah cukup lama masalah sampah di Teluk Jakarta menjadi polemik, tetapi tak kunjung mendapatkan solusi. Padahal, setiap detik tumpukan sampah kian bertambah. Ini harus segera dicarikan terobosan agar tak kian parah," kata MS Sembiring dalam diskusi bertema "Menjawab Tantangan: Teluk Jakarta Bersih? Siapa Berani?" di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis (8/3/2018).

Baca juga: Pencemaran Teluk Jakarta Kian Parah

Penggagas "Divers Clean Action" Tenia Puspa Lestari menyayangkan Kepulauan Seribu dipenuhi sampah.

Tak hanya mengganggu kegiatan menyelam, sampah ini juga buruk bagi masyarakat dan ekosistem Kepulauan Seribu.

"Kami menemukan 936 sedotan dalam area 100 meter dari 30 menit bersih-bersih," ujar Tenia.

Baca juga: Kepada Gus Ipul, Nelayan Keluhkan Pencemaran Limbah hingga Reklamasi

Padahal, Kepulauan Seribu biasanya jadi tempat pertama yang dikunjungi warga Jabodetabek jika ingin belajar menyelam.

"Belum lagi kalau sudah capek diving (jauh), pasti ke Kepulauan Seribu," tambahnya.

Sampah yang hanyut di Teluk Jakarta merupakan sampah-sampah dari daratan dan sungai.

Di Jakarta saja, produksi sampah harian sekitar 7.000 ton. Sebagian lolos ke laut karena dibuang sembarangan oleh warga ke sungai.

Baca juga: Lebih dari 200 Negara Berjanji Hentikan Pencemaran Plastik di Laut

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2016, pencemaran di Teluk Jakarta mayoritas bersumber dari limbah domestik rumah tangga.

Hal ini dikarenakan kawasan tersebut menjadi lokasi akhir dari berbagai macam distribusi limbah yang datang dari hulu 13 sungai di Jakarta.

Ini menyebabkan Teluk Jakarta menjadi titik yang paling tercemar.

Baca juga: Karawang Kerepotan Tangani Pencemaran Sungai Citarum

Temuan sampah pada November 2015, limbah industri sebanyak 52.862 ton dan limbah anorganik sebanyak 24.446 ton. 

Halaman:


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com