Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Devi Pontang-Panting Bayar Tunggakan Rusun Tambora Rp 12 Juta

Kompas.com - 14/03/2018, 13:41 WIB
Rima Wahyuningrum,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas penertibaan Rusunawa Tambora, Angke, Tambora, Jakarta Barat membuka stan untuk para penunggak agar segera melakukan pembayaran sewa pada Rabu (14/3/2018) di kawasan tersebut.

Mereka mencatat keluarga Devi atas nama Suparman (suaminya) yang tinggal di Tower C Lantai 6 Unit 2 sebagai penunggak terbesar.

"Paling besar Rp 12 juta. Tower C 602," kata Kepala Penertiban Rusun Tambora Syafik di lokasi.

Devi bersama keluarga mengaku telah lama tinggal di Rusun Tambora saat masih terdiri dari 4 lantai.

Sampai akhirnya mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meresmikan Rusunawa Tambora pada 2015 dengan fasilitas lift dan bangunan 16 lantai. Menurut Devi, sejak saat itu ia dikenakan biaya sewa Rp 485.000 per bulan karena fasilitas rusun diperbaiki.

Baca juga : Cara Efektif Pengelola Rusun Tambora Tagih Tunggakan Sewa Penghuni Rp 1,1 Miliar

"Saya di sini dari sebelum rumah susun ini jadi. Dari yang masih jelek 4 lantai dan pakai tangga. Dulu kan Rp 60.000-100.000 per bulan, sekarang kan Rp 400.000an," kata Devi di huniannya.


Menurut Devi, pembayaran sewa rusun terasa berat karena banyaknya pengeluaran dan penghasilannya tidak seberapa. Pembayaran listrik keluarga Devi menghabiskan Rp 100.000 per bulan. Sementara untuk air pada Febuari terakhir dikenakan biaya Rp 32.850. 

Sehari-hari, Devi kerja sambilan dengan berjualan makanan. Sementara suaminya hanya bekerja serabutan. Mereka memiliki seorang anak yang masih duduk di bangku kelas 6 SD.

"Anak mau masuk SMP jadi susah juga. Ya pintar-pintar kami ngaturnya aja. Kalau bisa ya diringankan," katanya.

Kini, Devi harus pontang-panting untuk membayar tunggakan sewa rusun sebesar Rp 12 juta. Untuk pembayaran, keluarga Devi memilih untuk mencicil dari hasil bekerja.

"Kalau bayar nyicil. Kalau seadanya aja, yang penting kami kan sudah ada niat (bayar)," kata Devi.

Baca juga : Tunggakan Rumah Susun di DKI Jakarta Mencapai Rp 35 Miliiar

Akibat penunggakan tersebut, jendela rumahnya telah terpasang peringatan penyegelan setelah menerima Surat Teguran. Namun, saat ini mereka masih menetap di sana.

Kompas TV Tunggak Bayar Sewa, 105 Unit di Rusunawa Tambora Disegel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com