JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang makanan di lokasi binaan (lokbin) Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengatakan kondisi lokbin itu selalu sepi sejak dioperasikan April 2017.
Agar dagangan laku, mereka harus berkeliling menjajakan dagangannya ke pasar tradisional dan Terminal Pasar Minggu yang berada di depan lokbin.
"Dagang di lokbin ini kalau enggak ngider ya enggak dapat duit. Kalau pagi saya ngider, jual aqua (air kemasan), kopi," kata Handayani (39), pedagang di Lokbin Pasar Minggu saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (20/3/2018).
Sejak pagi hingga malam, kata Handayani, jarang pembeli yang datang ke lokbin tersebut. Mereka harus "menjemput bola" agar dagangannya laku.
Hal yang sama dirasakan Ananda (23). Dia biasanya menawarkan nasi dan lauk pauk kepada beberapa pelanggan yang biasa membeli masakannya.
"Kalau diam di sini, enggak ada untungnya. Saya paling nawarin sama yang biasa beli," kata dia.
Baca juga : Delapan Bulan Berdiri, Lokbin Pasar Minggu Masih Sepi Pengunjung
Suparti (48), pedagang makanan dan minuman, mengamininya. Dia juga sering berkeliling untuk menawarkan masakan dan minuman yang dijualnya. Namun Suparti menyatakan, ia seringkali kalah oleh pedagang yang memang berjualan keliling.
"Aku juga keliling, cuma kan tetap kalah sama yang pedagang nasi keliling. Padahal kalau pesan kan kami juga anterin, tapi tetap kalah soalnya kan yang beli harus menunggu dulu diantar," ujar Suparti.
Suparti mendengar informasi Lokbin Pasar Minggu akan dikelola koperasi OK OCE mulai April mendatang. Dia berharap, lokbin itu menjadi ramai pembeli.
"Katanya mau dikelola koperasi OK OCE. Ini (kios) yang kosong sudah ada nama-namanya, mau diisi semua katanya. Kalau misalnya nanti dibimbing OK OCE, saya siap aja, asal asa kemajuan," ucapnya.
Lokbin yang berbentuk hanggar itu merupakan kerja sama pemerintah dengan Teh Pucuk. Sejak beroperasi April 2017, lokbin selalu sepi.
Awalnya ketiadaan pembeli dianggap imbas dari keberadaan tempat pembuangan sampah (TPS) yang berdiri persis di depan lokbin. Setelah TPS ditutup dan dialihfungsikan menjadi bangunan untuk penampungan sementara pedagang, tempat itu masih juga sepi pembeli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.