JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah sanggar ondel-ondel di Kampung Pulo, Jakarta Pusat, bisa dibilang menjadi wadah penampung anak-anak putus sekolah.
Mereka "diselamatkan" supaya tidak terjerumus ke dalam pergaulan yang tidak baik.
Pendiri Sanggar Betawi Ondel Al-Fathir, Deny Eliansyah mengatakan, banyak anak putus sekolah yang ikut dalam sanggarnya.
Baca juga: Sambut Ulang Tahun Jakarta, Ancol Gelar Parade Ondel-ondel
"Daripada dia beraktivitas yang enggak-enggak, kami kasih wadah, kami taruh di sanggar," ujar Deny ketika ditemui Kompas.com di Jalan Kampung Pulo, Jakarta Pusat, Jumat (4/5/2018).
Memang benar, sanggar tidak bisa membantu mereka melanjutkan sekolah.
Namun, di tempat itu anak-anak bisa belajar mengenal kebudayaan Betawi, khususnya ondel-ondel.
Baca juga: Mencoba Pertahankan Ondel-ondel Tetap Ngibing di Rumahnya Sendiri...
"Di sinilah kasarnya mereka bisa berkarya," katanya.
Tak bisa dipungkiri, masalah ekonomi menjadi hambatan terbesar anak-anak putus sekolah itu. Terkadang tidak ada pilihan lain.
Baca juga: Sandiaga: Ondel-ondel Berwajah Brad Pitt Bisa Jadi Ikon Asian Games
Sanggar ini kerap dijadikan jalan keluar anak-anak putus sekolah untuk mencari tambahan uang membantu keluarga.
Mereka mendapatkan sedikit uang hasil mengarak ondel-ondel.
Meski demikian, mencari uang bukan tujuan utama.
Baca juga: Sandiaga Ingin Ajak Pengamen Ondel-Ondel Sosialisasikan Asian Games
Menjaga agar budaya Betawi tetap hidup, tetap dikenal generasi penerus, dan tak digerus zaman menjadi tujuan utama Sanggar Betawi Ondel Al-Fathir.
Belajar mandiri
Dalam sanggar itu, ada anak muda berusia 24 tahun bernama Muhammad Rafly yang telah 11 tahun berkarya dengan ondel-ondel.