Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pelecehan di KRL Diimbau Berani Melawan dengan Lapor Polisi

Kompas.com - 12/07/2018, 15:12 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Komunitas KRL Mania Nurcahyo berharap korban pelecehan di kereta rel listrik (KRL) berani melawan dengan melaporkan pelakunya ke polisi. Nurcahyo mengatakan, sebagian besar korban enggan melapor karena tak ingin berurusan dengan polisi.

"Jadi, jangan takut melapor, biar pelakunya kapok. Kalau ada pembiaran dia akan ngelakuin terus," ujar Nurcahyo, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/7/2018).

Nurcahyo mengatakan, pihaknya cukup sering melakukan kampanye agar para korban berani melaporkan kejadian yang mereka alami. Nurcahyo menyakini, korban tidak sendiri karena akan didukung oleh masyarakat.

Baca juga: Antisipasi Pelecehan Seksual, PT KCI Diminta Pasang Kamera CCTV di KRL

 

Dalam sejumlah kampanye yang digelar, pihaknya juga meminta penumpang lain yang melihat kejadian lebih dulu segera memberitahu bila korban belum menyadarinya.

Sebab, tak jarang penumpang yang melihat, tapi tidak bertindak. Mereka hanya sekedar mengambil gambar atau video kejadian semata.

Jika orang yang melihat kejadian itu enggan menegur pelaku atau memberitahu korban, orang tersebut bisa mengambil cara lain.

"Kalau ngeliat yang begitu, bisa kok diselesaikan tanpa ribut-ribut. Misalnya kita geser saja ke orang yang nempel, deketin saja terus sampai dia geser. Nanti juga pelakunya tahu sendiri. Pelakunya bisa diidentifikasi kok, misalnya dia sering pindah-pindah, ya kayak copet lah," ujar Nurcahyo.

"Makanya, hastag-nya berani melawan. Kami bikin kampanye semua sama-sama aware, utamanya korbannya benar-benar berani melawan dan yang lain ngebantu," ujar Nurcahyo.

Baca juga: Penumpang KRL yang Tahu Ada Tindakan Pelecehan Jangan Hanya Diam Diri!

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat sejak Januari hingga pertengahan Juli 2018, ada 13 kasus pelecehan terjadi di dalam KRL. Namun, tidak ada satupun kasus yang berlanjut ke pihak kepolisian.

"Sepanjang tahun 2018 ada 13 kasus pelecehan yang terdata, tapi tidak ada yang berlanjut ke pihak berwajib," ujar Vice President Corporate Communications PT KCI Eva Chairunisa, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (11/7/2018).

Ada beberapa kasus di mana korbannya berniat untuk melaporkan ke petugas berwajib. Namun, saat berada di kantor polisi, korban dan pelaku dipertemukan dan diputuskan untuk berdamai setelah ada pembicaraan.

Salah satu alasan korban enggan melaporkan kasus tersebut karena enggan berurusan dengan pihak kepolisian.

Kompas TV Petugas Unit Pidum Polrestabes Medan, Sumatera Utara, menangkap pelaku pelecehan seksual terhadap sejumlah pelajar, yang terjadi di jalanan Kota Medan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com