Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat KASN Diabaikan sejak Pertama Kali Gubernur DKI Rombak Pejabat

Kompas.com - 01/08/2018, 06:38 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisoner Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) I Made Suwandi menjelaskan kronologi surat yang pernah dikirim KASN kepada Pemprov DKI. Made mengatakan, KASN sudah berkirim surat sejak Gubernur DKI Jakarta merombak pejabat pada 10 Januari 2018.

"Pertama kejadian 10 Januari ya, kami kirim (surat). Belum dibalas, ada kejadian lagi," ujar Made dalam wawancara langsung di studio Kompas TV, Selasa (31/7/2018).

Adapun 10 Januari merupakan perombakan pejabat pertama yang dilakukan Anies. Ketika itu Anies dan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno baru tiga bulan menjabat di DKI Jakarta.

Made mengatakan, KASN bersurat untuk menanyakan penyebab sejumlah pejabat dicopot. Belum membalas surat KASN, Pemprov DKI Jakarta sudah mencopot pejabat lagi pada 8 Juni 2018.

Baca juga: Kata KASN, Pemprov DKI Beri Kliping Koran tentang Wali Kota yang Tidur

Adapun pada saat itu Anies mencopot tiga pejabat eselon II, yaitu mantan Kepala Dinas Pendidikan Sopan Adrianto, mantan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Agustino Darmawan, dan mantan Kepala Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) Indrastuty Rosari Okita.

Mereka kemudian menjadi staf dan posisi kepala dinas diisi seorang pelaksana tugas. Made mengatakan, KASN juga berkirim surat untuk menanyakan alasan pencopotan pejabat itu.

Sebab, biasanya pencopotan pejabat dilakukan karena ada pelanggaran berat.

Namun, lagi-lagi Pemprov DKI merombak pejabat pada 5 Juli 2018. Ini merupakan pelantikan sekaligus pencopotan pejabat terbanyak yang dilakukan Anies-Sandiaga sejauh ini.

Baca juga: KASN: 10 Pejabat DKI Dipensiunkan Sebelum Waktunya

Sejumlah pejabat distafkan dan banyak di antara mereka yang dipensiunkan. KASN menilai pejabat eselon dua yang dipensiunkan lebih cepat biasanya karena melakukan pelanggaran. KASN pun kembali bersurat untuk menanyakan alasan pencopotan itu.

"Jadi (surat) belum ditanggapi, sudah ada peristiwa lagi, muncul terus datangnya," ujar Made.

Made mengatakan, KASN sudah bertindak sesuai prosedur dengan mengirim surat itu. Setelah tidak direspons, KASN pun secara aktif melakukan penyelidikan. KASN memanggil pejabat yang diberhentikan dari jabatannya, baik yang distafkan maupun yang dipensiunkan.

KASN bertanya apakah mereka tahu penyebab pencopotannya dan apakah pernah diberi teguran.

"Kami tanyakan, betul Anda diberhentikan? Apa alasan Anda? Ya mereka katakan, 'Kami enggak begitu tahu'. (Kami tanya lagi) pernah diberi peringatan? Tidak. Pernah dipanggil? Jawabannya tidak. Di-BAP? Tidak juga," ujar Made.

Baca juga: Ketika Guntingan Koran Jadi Bukti Pencopotan Pejabat Tinggi di DKI...

Setelah memeriksa pejabat yang dicopot, KASN pun memeriksa pihak Pemprov DKI untuk mendengar penjelasan lebih lanjut. Salah satu yang diperiksa adalah Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah. KASN bertanya secara detail kasus per kasus setiap pejabat yang dicopot.

"Kami undang Sekda, kenapa diberhentikan? (Kami) dikasih dibuat surat, dikasih tahu alasan-alasannya. Karena kinerja kurang baguslah, penyegaran organisasi, kemudian pensiun, dan seterusnya. Kami bedah satu per satu, tiap orang kami bedah," kata Made.

Namun, surat dari Sekda kurang memuaskan. KASN kemudian meminta apa ukuran yang digunakan Pemprov sampai melihat kinerja mereka kurang bagus.

Kemudian KASN juga meminta berita acara pemeriksaan (BAP) terhadap pejabat yang dicopot. Namun, Pemprov DKI Jakarta tidak bisa memberikan BAP karena tidak pernah memeriksa pejabat tersebut.

"Maka kami nyatakan tidak bisa, alasan tidak cukup fakta dan data untuk memberhentikan orang itu," ujar Made.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com