Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjil-Genap di Jalan Margonda Akan Berjalan Efektif jika...

Kompas.com - 15/08/2018, 05:17 WIB
Cynthia Lova,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pengamat transportasi Universitas Indonesia Ale Berawi mengatakan, rencana penerapan ganjil-genap di Depok dapat berjalan efektif jika diimbangi sarana penunjang.

Ia mengatakan, kemacetan di Depok kerap terjadi di Jalan Margonda karena dipadati pusat perbelanjaan dan kuliner.

Pemerintah, lanjut dia, seharusnya menyediakan transportasi massal yang memadai sebelum menerapkan ganjil-genap.

Baca juga: Kajian Ganjil-Genap di Depok Akan Selesai Dua Minggu Lagi

"Misalnya disediakan shuttle bus menuju Margonda. Dengan demikian orang bergerak tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi, tetapi menggunakan moda transportasi umum," ucap Ale saat dihubungi, Selasa (14/8/2018).

Pihaknya mengimbau Pemerintah Kota Depok melakukan kajian dan evaluasi mendalam dari berbagai aspek.

Pemkot Depok juga perlu mempersiapkan rute alternatif dan rekayasa lalu lintas dengan pemberlakuan sistem ganjil-genap.

Baca juga: Dishub Depok Kaji Kendaraan Roda Dua Terkena Ganjil-Genap di Jalan Margonda

"Yang penting kita lihat saja dulu nanti pas uji cobanya kemana saja nanti jalur alternatifnya. Nanti bisa dilihat kemacetannya signifikan atau tidak, rekayasa lalu lintas pun patut untuk disiapkan," ujarnya. 

Setelah penerapan ganjil-genap, Pemkot Depok dapat melihat seberapa efektif pengurangan kemacetan di Depok. Kemudian juga melihat pola perubahan transportasi masyarakat. 

Selain itu, ia juga mengimbau jalur alternatif saat ganjil-genap tidak dialihkan ke perkampungan atau perumahan.

Baca juga: BPTJ Tunggu Kajian Ganjil-genap di Depok

Hal itu, lanjut dia, dapat menimbulkan titik kemacetan baru.

"Harusnya sih jalur alternatif tidak ada yang dilempar ke jalan perkampungan karena jalan perkampungan tidak dirancang untuk dilintasi kendaraan umum dalam jumlah banyak," ujar Ale. 

Sebelumnya, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, pihaknya mewacanakan menerapkan sistem ganjil-genap di Depok, khususnya Jalan Margonda, setiap Sabtu dan Minggu. 

Baca juga: Depok Masih Kaji Kemungkinan Terapkan Sistem Ganjil-Genap di Margonda

"Saya minta agar kebijakan ini dikaji lebih dalam dengan cermat. Dikaji bersama Dinas Perhubungan yang memang sudah punya pembicaraan sebelumnya secara informal dengan pihak-pihak terkait, misalnya polres dan satlantas," kata Idris di Balai Kota Depok, Jalan Margonda, Depok, Jawa Barat, Selasa (7/8/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com