Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SD di Bekasi Pulangkan Siswanya karena Sisa Gas Air Mata Kericuhan Suporter Sepak Bola

Kompas.com - 07/09/2018, 20:33 WIB
Dean Pahrevi,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pihak Sekolah Dasar Negeri 16 Kayuringin, Bekasi Selatan memulangkan siswa-siswanya lantaran tidak tahan terhadap sisa gas air mata pasca-kericuhan yang dilakukan suporter klub sepak bola di area Stadion Patriot Candrabhaga, Kamis (6/9/2018), malam.

Gas air mata tersebut berasal dari pihak kepolisian untuk membubarkan suporter Persija yang melakukan kericuhan karena memaksa masuk Stadion Patriot Candrabhaga untuk menonton laga sepak bola antara Persija dan Selangor FA.

Dari tembakan gas air mata yang dilancarkan polisi, terdapat beberapa tembakan yang menyasar ke area SD Negeri 16 Kayuringin.

Baca juga: Stasiun Manggarai Dipenuhi Suporter Bola dari Bekasi

Kericuhan suporter itu terjadi di belakang Stadion di Jalan Guntur Raya dan letak SD Negeri 16 Kayuringin Jaya berada persis di belakang Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi, tepatnya di Jalan Telaga Bodas Raya, dekat pintu Barat Stadion di Jalan Guntur Raya.

Wuri Handayani, guru SD Negeri 16 Kayuringin Jaya, mengatakan bahwa awalnya siswa masuk seperti biasa dan sempat ada aktivitas tadarus di sekolah.

Namun, para siswa merasa sesak napas dan sakit mata.

"Jadi tadi kami sempat melakukan aktivitas seperti biasa, tapi sekitar pukul 08.00 hingga 09.00 WIB, siswa mengeluh sakit mata, sesak, bahkan guru-guru juga merasakan hal yang sama, akhirnya kepala sekolah dan dewan guru memutuskan untuk memulangkan siswa," kata Wuri, Jumat (7/9/2018).

Wuri mengatakan, dia dan siswa juga menemukan selongsong gas air mata di halaman sekolah.

Wuri pun menyayangkan kericuhan yang terjadi. Menurut dia, kericuhan itu dapat mempengaruhi psikologis para siswa.

"Anak-anak jadi bertanya "Kok kayak begitu?" Kita harus jelaskan juga tidak semua orang Indonesia seperti itu, kamu tidak seperti itu, tidak boleh ditiru. Bahkan, tadi saat tadarus juga bilang, kalian anak saleh jangan ikut-ikutan seperti itu. Jadi sebenarnya faktor psikologis itu yang kami khawatirkan lebih dari pada faktor kesehatan," papar dia.

Baca juga: Stasiun Manggarai Dipenuhi Suporter Bola dari Bekasi

Sebelumnya, terjadi kericuhan suporter klub sepak bola di area Stadion Patriot Candrabhaga.

Mereka memaksa masuk ke stadion untuk menonton laga sepak bola antara Persija melawan Selangor FA pada Kamis (6/9/2018) malam.

Polisi pun langsung menembakkan gas air mata untuk membubarkan para suporter Persija tersebut. Fasilitas stadion pun mengalami kerusakan, seperti kaca-kaca loket yang pecah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com