Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terowongan Apron Terendam Banjir, Sekda DKI Sebut Itu Kewenangan PPK Kemayoran

Kompas.com - 13/09/2018, 18:57 WIB
Nursita Sari,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, underpass atau terowongan Apron, Kemayoran, Jakarta Pusat, dibangun Pusat Pengelolaan Kompleks (PPK) Kemayoran.

Namun, saat terowongan itu banjir beberapa hari lalu, yang disalahkan justru Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Kemarin tiba-tiba underpass (Terowongan Apron) banjir, terus yang disalahkan Pemprov, padahal itu tanggung jawab dia (PPK Kemayoran), itu dia yang buat," ujar Saefullah di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (13/9/2018).

Baca juga: Kabel Digigit Tikus, Pompa Air Terowongan Apron Tak Berfungsi

Meskipun terowongan Apron merupakan aset PPK Kemayoran Kementerian Sekretariat Negara, kata Saefullah, Pemprov DKI selalu membantu memompa air saat terowongan itu kebanjiran. 

Menurut Saefullah, pompa milik PPK Kemayoran di Terowongan Apron terbilang kecil. Sementara itu, debit air yang masuk ke terowongan itu lebih besar.

"Dia pompanya kecil, padahal itu dari utara selatan semua masuknya ke situ saya lihat. Karena pompanya kecil, debit air yang masuk lebih besar, keteter dia, kemudian pompanya tenggelam," kata dia.

Baca juga: Banjir di Terowongan Apron Surut Setelah Tergenang sejak Senin Malam

Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (6/9/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (6/9/2018).
Saefullah menyampaikan, Pemprov DKI Jakarta meminta Kementerian Sekretariat Negara menyerahkan aset itu dan fasilitas umum lainnya milik PPK Kemayoran ke DKI.

Dengan demikian, Pemprov DKI bisa sepenuhnya merawat fasilitas umum tersebut.

"Kami berharap kalau masyarakat lebih terlayani, lebih mudah, lebih simpel, PPKK itu menyerahkan aset yang berupa jalan, trotoar, taman, yang merupakan fasilitas umum di PPKK itu, ya sudah serahkan ke DKI biar kami catat dan selanjutnya yang akan melakukan perawatan kita," ucap Saefullah.

Baca juga: Terowongan Apron Kemayoran Tergenang, Sejumlah Pengendara Putar Balik

Jika Kementerian Sekretariat Negara tidak mau menyerahkan aset tersebut, Saefullah meminta fasilitas-fasilitas umum itu dirawat dengan baik.

"Kalau mau kasih, kasihlah. Kalau mau pegang, pegang, enggak apa-apa, tetapi tolong dirawat, toh kami kemarin dalam rangka Asian Games sudah banyak sekali memberikan perawatan taman, pengecatan, kelihatan kemarin kan kinclong, sudah kami rapiin," tuturnya.

Terowongan Apron pernah terendam banjir selama tiga hari, yaitu pada Selasa (4/9/2018) hingga Kamis (6/9/2018).

Terowongan itu kembali terendam banjir pada Senin (10/9/2018) malam. Banjir disebabkan kabel pompa digigit tikus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com