Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat Paripurna Pengesahan APBD-P DKI Diundur

Kompas.com - 24/09/2018, 21:29 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - DPRD DKI Jakarta dan Pemrov DKI Jakarta mengundur rapat paripurna pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan DKI Jakarta yang dijadwalkan digelar pada Selasa (25/9/2018).

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta M Taufik mengatakan, hal itu dikarenakan ketidakhadiran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat penandatangan memorandum of understanding (MoU) Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) untuk APBD Perubahan 2018 yang disusun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta, Senin (24/9/2018) sore.

"Besok enggak jadi Paripurna. Saya enggak tahu (alasan tidak hadir)," ujar Taufik saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin sore.

Baca juga: Setelah Ditolak, PMD Rp 85,5 Miliar untuk Perbaikan Jalan oleh Food Station Disepakati Banggar

Taufik mengatakan, dalam jadwal yang sudah direncanakan, MoU akan ditandatangi Senin sore ini setelah pada Senin siang digelar rapat pimpinan gabungan DPRD DKI Jakarta.

Barulah pada Selasa, Rapat Paripurna pengesahan KUA-PPAS menjadi APBD-P digelar. Menurut Taufik, APBD Perubahan harus disahkan pada 28 September.

Seluruh pimpinan DPRD DKI Jakarta telah menandatangi MoU tersebut dan masih menunggu Anies untuk menandatanganinya.

Jika lewat tanggal tersebut, tidak akan ada penyertaan modal deerah (PMD) tambahan yang bisa diberikan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik DKI Jakarta.

BUMD hanya akan menggunakan APBD murni yang telah disahkan pada 2017. Hal tersebut, menurut Taufik, berimplikasi terhadap operasional sejumlah BUMD yang mengharapkan PMD untuk dana operasional mereka.

"(Kalau lewat batas waktu) bukan salah kita dong. Kalau enggak (disahkan), ya enggak ada APBD-P, ya APBD murni," ujar Taufik.

Baca juga: Banggar DPRD DKI Coret PMD Rp 1,2 Triliun untuk PAM Jaya

Saat dikonfirmasi, Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan, perubahan jadwal rapat paripurna bisa saja terjadi.

Kendati demikian, ia mengaku belum tahu mengenai jadwal pengganti rapat paripurna yang harusnya digelar esok hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com