Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tawarkan "Switch Auto" pada Tersangka Peluru "Nyasar", Petugas Lapangan Tembak Langgar Aturan

Kompas.com - 19/10/2018, 12:12 WIB
Sherly Puspita,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kadiv Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengatakan, petugas Lapangan Tembak Senayan bernama Hadi Sugiardjo yang menawarkan switch auto kepada dua tersangka kasus peluru nyasar di Gedung DPR melanggar aturan.

"Ya kalau dari organisasi itu tidak membolehkan," ujar Setyo di Lapangan Tembak Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (19/10/2018).

Setyo mengatakan, switch auto tersebut dapat mengubah senjata semi automatic menjadi automatic.

Baca juga: Seorang Petugas Lapangan Tembak Tawarkan Switch Auto pada Tersangka Peluru Nyasar

"Dari organisasi kami, Perbakin itu pelanggaran. Aturannya tidak boleh senjata otomatis digunakan untuk olah raga," tuturnya.

Meski demikian, lanjut Setyo, petugas tersebut hanyalah seorang caddy yang tidak masuk struktur organisasi Persatuan Penembak Indonesia (Perbakin).

Setyo melanjutkan, polisi telah memeriksa Hadi dalam kapasitasnya sebagai saksi.

Baca juga: Dua Tersangka Kasus Peluru Nyasar DPR RI Tak Datang Bersamaan

"Sampai saat ini masih saksi. Tidak menutup kemungkinan dilakukan pemeriksaan kembali," ujar Setyo.

Dalam rekonstruksi kasus peluru nyasar di Gedung DPR RI yang berlangsung di Lapangan Tembak Senayan hari ini, diperlihatkan adegan pada saat seorang petugas lapangan bernama Hadi Sugiardjo menawarkan penambahan perangkat bernama switch auto pada seorang tersangka berinisial I.

Dalam adegan tersebut, Hadi menghampiri kedua tersangka saat mulai menembakkan beberapa peluru di area tembak bagian tengah lapangan.

Baca juga: Ketua DPR Dampingi Proses Rekonstruksi Peluru Nyasar di Lapangan Tembak Senayan

Tersangka berinisial I terlihat berbincang dengan Hadi.

Di sana, Hadi menjelaskan bahwa perangkat switch auto dapat menghasilkan tembakan bertubi-tubi hanya dengan sekali menekan pelatuk.

"Ini adegan petugas menawarkan switch auto," ujar seorang petugas.

Baca juga: Polisi Rekonstruksi Kasus Peluru Nyasar di DPR RI Hari Ini 

Beberapa saat kemudian, I dan Hadi menuju lapangan samping.

Di sana, Hadi menunjukkan sebuah switch auto dan akan dipasangkan di bagian belakang senjata api jenis Glock 17 yang disewa kedua tersangka.

Tersangka I kemudian kembali ke lapangan tengah untuk mengambil sejumlah peluru.

Baca juga: Rencana Relokasi Lapangan Tembak Senayan Pasca-peluru Nyasar di Gedung DPR

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com