Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Haru Korban JT 610, saat Petinya Masuk ke Liang Lahat..

Kompas.com - 05/11/2018, 15:44 WIB
Sherly Puspita,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Johan Haris Saruinsong dan Shila Venita berdiri di depan peti mati putranya, Hizkia Jorry Saruinsong di Tempat Pemakaman Umum Menteng Pulo, Jakarta Selatan siang tadi, Senin (5/11/2018).

Jorry, begitu pria 23 tahun ini disapa, merupakan salah satu korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 yang telah diidentifikasi.

Siang tadi Johan dan Shila tampak tegar.

Penampilan keduanya terlihat segar meski bengkak di bagian mata akibat duka yang mendalam tak dapat disembunyikan.

Baca juga: Satu Jenazah Korban Lion Air Dipulangkan, Pemprov Babel Tunggu Kabar 55 Jenazah Lainnya

Berbalut busana putih, Johan dan Shila dengan khusyuk menyanyikan kidung pujian dalam ibadah jelang pemakaman putra bungsunya tersebut.

"Ku tak membawa apa pun juga, saat ku datang ke dunia. Ku tinggal semua pada akhirnya, saat ku kembali ke surga."

"Inilah yang ku punya, hati sebagai hamba, yang mau taat dan setia padamu Bapa. Kemana pun ku bawa, hati yang menyembah. Dalam roh dan kebenaran sampai selamanya," demikian penggalan lagu yang tampaknya membuat Johan dan Shila kian tegar.

Baca juga: Keluarga Korban Lion Air JT 610 Tolak Tabur Bunga di Lokasi Jatuhnya Pesawat

Di sela upacara pemakaman Jorry, seorang wanita berbisik pada seorang rekannya.

"Om Johan dan tante tegar banget ya. Padahal habis kehilangan saudara dan ayahnya juga," ujarnya.

Kompas.com berbincang sejenak dengan wanita yang ternyata merupakan tetangga dekat keluarga Johan tersebut.

Menurutnya, dalam dua bulan terakhir kakak dan ayah Shila, istri Johan, meninggal dunia karena sakit.

Baca juga: Jaksa Korban Lion Air, Dodi Junaidi, Dapat Kenaikan Pangkat

Prosesi pemakaman terus berlangsung. Dalam ibadah, pemimpin upacara pemakaman turut mendoakan Basarnas, KNKT, polisi, dan pihak-pihak lain yang terkait dalam upaya evakuasi jatuhnya pesawat tersebut agar diberikan kekuatan.

Hingga akhirnya peti mati Jorry diturunkan ke dalam liang lahat.

Shila memejamkan kedua matanya, tangan kirinya memegang sekuntum bunga lili, dan tangan kanannya ditelungkupkan ke arah peti mati dan berdoa.

Tangis kerabat pecah diiringi kidung-kidung pujian saat peti mati mulai diturunkan.

"Selamat jalan Jorry, damailah bersama Bapa," ujar pemimpin ibadah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com