Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ongkos Bangun Halte Mahal, PT Transjakarta Pilih Buat "Bus Stop"

Kompas.com - 09/11/2018, 18:36 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membangun halte tiap 500 meter akan diwujudkan dengan membangun bus stop atau pemberhentian bus.

Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph mengatakan, opsi ini dipilih sebab ongkos membangun halte jauh lebih mahal daripada membuat bus stop.

"Ini butuh investasi, investasi juga bukan hal yang mudah karena di dalamnya ada pembebasan lahan kemudian rekayasa lalu lintas dan sebagainya. Tentunya kalau melihat dua kondisi ini akan sangat lebih mudah untuk membenahi dulu yang non-BRT (bus rapid transit)," kata Joseph, di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (9/11/2018).

Baca juga: DKI Targetkan Ada Halte Transjakarta Tiap 500 Meter

Joseph mengatakan, ongkos membangun halte seperti di koridor transjakarta bisa mencapai Rp 1 miliar.

Sementara untuk membangun bus stop berupa tiang hanya membutuhkan Rp 600.000.

"Seperti kita ketahui, PT Transjakarta tahun ini tidak mendapatkan PMD (penyertaan modal daerah). Jadi langkah pertama kami akan mulai dulu dari yang non-BRT dan beberapa halte BRT yang prioritas," ujarnya. 

Baca juga: Ulang Tahun TIM, Transjakarta Sediakan Bus Feeder Gratis

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menargetkan halte angkutan massal dibangun tiap 500 meter di Jakarta.

Ia mengatakan, saat ini sebagian besar halte yang ada, jangkauannya mencapai satu kilometer.

Menurut Anies, dengan jangkauan satu kilometer, warga malas menggunakan transportasi umum karena terlalu jauh.

Baca juga: Transjakarta: Rata-rata 700 Penumpang Per Hari di Rute Senen-Bunsen

Ia meminta warga dimudahkan mengakses transportasi.

"Sehingga rakyat tidak perlu berjalan terlalu jauh. Begitu diubah 500 meter jangkauan transjakarta, itu turun sekali jadi tinggal 30 persen (wilayah dan ruas jalan)," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (5/11/2018).

Transjakarta saat ini memiliki jalur lintasan 251,2 kilometer dan memiliki 260 halte yang tersebar dalam 13 koridor. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com