Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman Gandeng BPN Telusuri Dugaan Malaadministrasi Pemagaran Pasar Cisalak

Kompas.com - 14/12/2018, 22:53 WIB
Cynthia Lova,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya akan melakukan verifikasi dugaan malaadministrasi Pemkot Depok terkait pemagaran akses jalan masuk Pasar Cisalak, Jumat (14/12/2018).

"Kami masih mengumpulkan dokumen-dokumen hasil pengecekan di lapangan dan memverifikasi dokumen kedua belah pihak, baik sertifikat rumah warga, IMB rumah warga, bukti-bukti perizinan pemagaran, dan bukti-bukti lainnya. Kita tunggu hasilnya minggu depan," ucap Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya Teguh P Nugroho, saat dihubungi, Jumat.

Pihaknya akan bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk mengukur tanah milik Pemkot Depok dan milik warga. 

Baca juga: Ombudsman Cek Pemagaran Pasar Cisalak yang Diprotes Warga

Ia mengatakan, seharusnya ada surat izin sebelum Pemkot Depok melakukan pemagaran. 

Kemudian, pihaknya harus meneliti pemagaran dilakukan di tanah Pemkot Depok atau milik warga.  

"Kalau yang seharusnya itu tanah warga ya tidak boleh dipagari, tetapi kalau sebaliknya itu (tanah) punya pemkot, ya enggak boleh juga warga melarang pemkot (melakukan pemagaran)," ujar Teguh.

Baca juga: Pasar Cisalak Segera Direvitalisasi, Pedagang Tak Antusias

Pihaknya ingin memastikan tak ada yang dirugikan akibat pemagaran. 

“Jangan sampai ini malah merugikan warga sekitar, misalnya dia kehilangan pendapatan karena tokonya harus tutup kalau ada pemagaran tersebut," katanya. 

Pihaknya akan kembali melakukan mediasi antara Pemkot Depok dan warga.

Jika Pemkot Depok terbukti melakukan malaadministrasi, maka Pemkot Depok harus mencabut pagar.

"Namun, kalau malah warganya yang salah, berarti warga harus sudah terima kalau digusur. Ini yang akan dibicarakan lagi terkait dana kompensasi penggusuran ini," tutur Teguh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com