JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sahbandar menegaskan pentingnya penumpang menaati regulasi mengenai tiket.
Hal tersebut penting dilakukan untuk mencegah penumpukan penumpang akibat tiket yang tak terlacak di gerbang pembayaran.
“Pada prinsipnya, kami membuka selebar-lebarnya buat warga di seluruh Indonesia untuk mencoba MRT. Daripada untuk coba MRT sengaja pergi ke luar negeri, lebih baik ke Jakarta saja karena sudah ada,” ujar William kepada Kompas.com saat ditemui di Stasiun Bundaran HI, Jakarta Pusat, Jumat (5/4/2019) malam.
Baca juga: MRT Beroperasi, Momentum Bagi DKI Wujudkan Program DP 0 Rupiah
“Yang penting, ikuti aturan soal tiket. Kalau misalnya ingin coba ke titik terjauh, misalnya ke Lebak Bulus, ikuti aturan untuk tap out dulu sebelum masuk lagi," katanya.
William menyebut, antusiasme warga tinggi untuk menjajal moda transportasi massal ini.
Ia mengapresiasi sejumlah perilaku positif para penumpang yang cepat beradaptasi dengan sistem MRT.
Baca juga: Blok M Jadi Kawasan Favorit Kulineran Naik MRT
Meski demikian, membeludaknya penumpang menjadi tantangan tersendiri.
“Kalau tidak ikut aturan soal tiket nanti merugikan semuanya juga, karena setiap kali kartu tidak terbaca, gate akan error dan mesti di-set ulang," ujar William.
“Semakin sering dia error, semakin cepat juga nanti dia rusak," katanya.
Baca juga: Anak dengan Tinggi Kurang dari 90 Cm Gratis Saat Naik MRT
Sebelumnya, gerbang pembayaran MRT sempat mengalami kendala pada operasional hari pertama, Senin (1/4/2019).
PT MRT Jakarta menyebut kendala tersebut disebabkan fenomena penumpang yang ingin menjajal rute MRT secara tuntas, sehingga naik dan turun di stasiun yang sama.
Corporate Secretary PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin sebelumnya mengaku tengah menyiapkan regulasi bersama Pemprov DKI mengenai pemberian penalti bagi penumpang yang naik dan turun di stasiun yang sama.
"Kita masih diskusikan bersama Pemprov DKI soal penerapan denda sebesar Rp 14.000 untuk stasiun terjauh,” ujar Kamaluddin dikutip dari Warta Kota, Kamis (4/4/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.