DEPOK, KOMPAS.com- Warga Kampung Prigi, Kelurahan Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok, Jawa Barat, dihebohkan dengan pengakuan Winardi, seorang satpam yang mengaku sebagai Imam Mahdi.
Winardi yang juga menjadi pemimpin Ukhuwah Trisula Weda diketahui memiliki pengikut hingga 70 dari berbagai daerah.
Kompas.com berkesempatan mengunjungi kediaman Winardi yang sekaligus dijadikan padepokan atau markas perkumpulan Ukhuwah Trisula Weda.
Di depan rumah winardi tampak terpajang besar penjelasan dari Ukhuwah Trisula Weda. Tampak satu meter dari depan rumahnya terdapat satu ruangan berukuran 2 X 3 meter bewarna hitam dan bercorak emas layaknya sebuah Kabah.
Baca juga: Viral, Seorang Satpam Asal Depok Mengaku Sebagai Imam Mahdi
Bangunan ini sempat jadi perbincangan warga karena diyakini tempat tersebut sebagai tempat ritual perkumpulan yang dipimpin Winardi.
Namun, ketika diizinkan masuk melihat keseluruhan, tempat tersebut memang terlihat seperti mushala pada umumnya. Lampu di dalam ruangan sedikit redup.
Selain itu, terdapat kamar mandi dan tempat wudhu di dalamnya. Terrapat pula ruangan shalat beralaskan karpet dengan tembok bewarna merah muda dan dilengkapi beberapa hiasan kaligrafi.
Bantah untuk ritual
Salah satu pengikut Winardi, Mahfuji mengatakan, ruangan berbentuk Kabah itu merupakan mushala biasa yang dapat digunakan semua orang.
“Tidak ada ritual di mushala itu kami melakukan salat seperti orang pada umumnya, yaitu lima waktu dan dipimpin oleh Imam. Itu hanya mushala biasa, mungkin karena warna catnya sehingga dianggap salah, kan tadi juga bisa dilihat bagaimana di dalam,” ucap Mahfuji di lokasi, Rabu (29/5/2019).
Pengikut Winardi yang sudah dari tahun 2014 ini mengaku, awal menjadi pengikut Winardi lantaran dirinya sakit sesak nafas.
“Saya dulu sakit-sakitan. Tapi berkat dia saya sudah sembuh. Saya mempercayai dia sebagai Imam Mahdi,” ucapnya.
Namun, kini Winardi telah bertobat setelah mendapat nasehat dan masukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok bahwa julukan yang diberikan Imam Mahdi adalah sesat dan keliru.
Ia juga mengaku menyesal dan meminta ampunan (tobat).
"Tadi saya sudah sampaikan kegiatan saya ditutup. Saya tobat dan saya menyesal," ucap Winardi menyesali perbuatannya.