TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Siang itu terasa sangat panas ketika jarum jam menunjukkan pukul 11.00 WIB. Angin sesekali bertiup dari arah yang tidak beraturan.
Terik sinar matahari menembak langsung ke arah bus yang tengah terparkir di sebuah lahan kosong. Namun, bus-bus tersebut bukan sedang bersiap-siap mengantar penumpang.
Bus-bus itu hanya terdiam, tidak berjalan mencakar panasnya aspal Ibu Kota seperti bus pada umumnya.
Pemandangan tersebut terlihat jelas di Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (25/7/2019).
Baca juga: Serius Bikin Peremajaan, PT Transjakarta Akan Tambah 150 Mini Bus
Dari jauh, bus-bus tersebut terlihat bertuliskan "Transjakarta" di setiap sisinya. Warna perpaduan kuning oranye bahkan masih terlihat mentereng di mata, benar-benar familiar dengan mata warga Ibu Kota.
Namun, di setiap sudut badan bus terlihat bagian-bagian yang sudah mengelupas dan karatan. Seakan menghiasi setiap bagian besi yang ada pada bus.
Tidak terurus, demikian kesan bus-bus itu. Terparkir di atas tanah yang telah dipenuhi rerumputan liar setinggi satu meter lebih.
Tidak jarang rumput tersebut menjalar menyelimuti badan bus, sehingga terlihat seperti pohon besar dengan kaki-kaki yang ditumbuhi tanaman liar.
Baca juga: Transjakarta Buka Rute Baru Puri Beta-Kampung Melayu
Beberapa ekor capung pun terbang dari bagian dalam roda ketika kompas.com berjalan mendekati sisi-sisi bus.
Di saat yang sama, tidak ada satupun petugas yang terlihat merawat atau setidaknya membabat rerumputan liar tersebut. Kendaraan ini terlalu muda untuk dijadikan barang rongsokan.
Ya, lahan ini bisa disebut sebagai kuburan transjakrta.
Untuk memperjelas status bus yang terbengkalai ini, Kompas.com mencoba menghubungi Direktur Utama Perum PPD Pande Putu Yasa.
Dia mengakui bahwa 36 bus di lokasi tersebut sudah ada sejak 2015. Namun, Pande menampik bus tersebut miliknya.
"Itu bus bukan milik PPD tetapi milik PT Inka yang dititipin ke PPD jumlahnya 36. Untuk lebih detailnya silahkan tanya pihak Inka," kata dia.
Baca juga: Mulai Jumat Nanti, LRT Resmi Terintegrasi dengan Transjakarta
Hingga saat ini, nasib puluhan bus itu terkesan luntang-lantung, tidak ada yang mau mengurus. Bus yang sedianya berjalan mengantar warga Ibu Kota, sekarang hanya jadi penghias rumput ilalang dan karatan karena dimakan waktu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.