Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Puluhan Bus Transjakarta Usang yang Kini Dimakan Rumput Liar

Kompas.com - 25/07/2019, 13:31 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Siang itu terasa sangat panas ketika jarum jam menunjukkan pukul 11.00 WIB. Angin sesekali bertiup dari arah yang tidak beraturan.

Terik sinar matahari menembak langsung ke arah bus yang tengah terparkir di sebuah lahan kosong. Namun, bus-bus tersebut bukan sedang bersiap-siap mengantar penumpang.

Bus-bus itu hanya terdiam, tidak berjalan mencakar panasnya aspal Ibu Kota seperti bus pada umumnya.

Pemandangan tersebut terlihat jelas di Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (25/7/2019).

Baca juga: Serius Bikin Peremajaan, PT Transjakarta Akan Tambah 150 Mini Bus

Puluhan bus Transjakarta tidak terpakai di Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (25/7/2019)KOMPAS.com/WALDA MARISON Puluhan bus Transjakarta tidak terpakai di Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (25/7/2019)

Dari jauh, bus-bus tersebut terlihat bertuliskan "Transjakarta" di setiap sisinya. Warna perpaduan kuning oranye bahkan masih terlihat mentereng di mata, benar-benar familiar dengan mata warga Ibu Kota.

Namun, di setiap sudut badan bus terlihat bagian-bagian yang sudah mengelupas dan karatan. Seakan menghiasi setiap bagian besi yang ada pada bus.

Tidak terurus, demikian kesan bus-bus itu. Terparkir di atas tanah yang telah dipenuhi rerumputan liar setinggi satu meter lebih.

Tidak jarang rumput tersebut menjalar menyelimuti badan bus, sehingga terlihat seperti pohon besar dengan kaki-kaki yang ditumbuhi tanaman liar.

Baca juga: Transjakarta Buka Rute Baru Puri Beta-Kampung Melayu

Puluhan bus Transjakarta tidak terpakai di Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (25/7/2019)KOMPAS.com/WALDA MARISON Puluhan bus Transjakarta tidak terpakai di Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD) Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (25/7/2019)

Beberapa ekor capung pun terbang dari bagian dalam roda ketika kompas.com berjalan mendekati sisi-sisi bus.

Di saat yang sama, tidak ada satupun petugas yang terlihat merawat atau setidaknya membabat rerumputan liar tersebut. Kendaraan ini terlalu muda untuk dijadikan barang rongsokan.

Ya, lahan ini bisa disebut sebagai kuburan transjakrta.

Untuk memperjelas status bus yang terbengkalai ini, Kompas.com mencoba menghubungi Direktur Utama Perum PPD Pande Putu Yasa.

Dia mengakui bahwa 36 bus di lokasi tersebut sudah ada sejak 2015. Namun, Pande menampik bus tersebut miliknya.

"Itu bus bukan milik PPD tetapi milik PT Inka yang dititipin ke PPD jumlahnya 36. Untuk lebih detailnya silahkan tanya pihak Inka," kata dia.

Baca juga: Mulai Jumat Nanti, LRT Resmi Terintegrasi dengan Transjakarta

Hingga saat ini, nasib puluhan bus itu terkesan luntang-lantung, tidak ada yang mau mengurus. Bus yang sedianya berjalan mengantar warga Ibu Kota, sekarang hanya jadi penghias rumput ilalang dan karatan karena dimakan waktu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com