Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali ke Trotoar Kebon Sirih, Pencari Suaka Keluhkan Jumlah Uang yang Diberi UNHCR

Kompas.com - 10/10/2019, 18:04 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pencari suaka kembali ke trotoar Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, mengaku tak punya pilihan lain.

Selain kebutuhan pokok seperti air bersih, listrik, dan pasokan makanan yang tak lagi didistribusikan, mereka mengaku tak bisa hidup hanya dengan uang Rp 1 juta.

Saat itu uang itu berasal corporate social responsibility (CSR) perusahaan yang dihubungi United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) atau komisioner PBB untuk pengungsi di Indonesia.

Salah satu pencari suaka asal Afghanistan Husein menyebut jika mereka menerima uang Rp 1 juta itu, mereka tak lagi dapat menempati Gedung Eks Kodim Kalideres.

Padahal nominal tersebut menurutnya tak cukup untuk dirinya dan keluarga hidup berbulan-bulan.

Baca juga: Lagi, Ratusan Pencari Suaka Kembali ke Trotoar Kebon Sirih

"Kalau dapat Rp 1 juta enggak boleh tinggal di sana, Rp 1 juta bagaimana hidup berbulan-bulan. Dapatnya cuma 1 kali, bagaimana selanjutnya," kata dia saat ditemui wartawan di lokasi, Kamis (10/10/2019).

Ia bersama ratusan pencari suaka yang tinggal di Kalideres akhirnya memutuskan untuk kembali ke Jalan Kebon Sirih dan menagih UNHCR.

Mereka meminta UNHCR untuk memberikan tempat tinggal dan kebutuhan pokok yang layak.

"Karena kita tidak punya uang untuk pergi. Kita ingin kehidupan pokok kita ditanggung lagi," ujar Husein.

Hal senada diungkapkan oleh Ali pencari suaka berusia 22 tahun. Ali yang hanya sendiri menuntut haknya ke UNHCR karena merasa terlunta-lunta tanpa bantuan.

"Dan kita kan tidak bisa kerja. Tidak punya uang. Sementara makanan pun dikasih dari orang-orang," ungkap Ali.

Ia mengaku dirinya menolak diberikan uang Rp 1 juta oleh UNHCR karena harus menandatangani perjanjian agar tak kembali ke Kalideres.

Baca juga: Naik Bus dari Kalideres, Sekitar 500 Pencari Suaka Menuju Kebon Sirih

Sementara uang itu menurutnya terbilang kecil untuk biaya hidup.

"Saya sama semua yang di sini adalah orang yang tidak tanda tangan. Karena dengan begitu kita tidak boleh lagi di Kalideres. Padahal uang tidak cukup," tuturnya.

Selain itu Ali berharap agar UNHCR bisa segera mewujudkan permintaan mereka untuk diberangkatkan ke negara ketiga.

Diketahui, pencari suaka kembali memenuhi trotoar Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Pantauan Kompas.com di lokasi, para pencari suaka mendirikan tenda, menggelar tikar dan tidur-tiduran di trotoar.

Para pencari suaka memenuhi trotoar mulai dari depan kantor UNHCR atau Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi hingga depan kantor Dewan Pers.

Sebagian pencari suaka membawa papan bertuliskan "we fled being abused, STOP saying : sleeping on the road is your culture" juga "UNHCR was established to serve not to depress the refugees".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com