Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rapat UMK Bekasi 2020 Alot, Serikat Buruh Ancam Blokade Jalan Ahmad Yani Bekasi

Kompas.com - 14/11/2019, 16:15 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Gabungan serikat buruh Kota Bekasi berencana menutup Jalan Raya Jenderal Ahmad Yani arah Pekayon, Bekasi Selatan menyusul alotnya rapat finalisasi upah minimum kota (UMK) Bekasi 2020, Kamis (14/11/2019).

Rapat ini digelar di kantor Dinas Ketenagakerjaan Kota Bekasi sejak Kamis pagi.

Rapat diikuti Dewan Pengupahan dengan unsur pemerintah, serikat buruh, akademisi, dan pengusaha.

Rapat sedianya kelar pada Senin (11/11/2019) lalu, namun tertunda karena perwakilan APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia) absen.

"Jangan salahkan kami apabila jalan raya ini sebentar lagi akan tertutup oleh ribuan kami. Jangan pernah salahkan kami," seru orator dari atas mobil komando dengan lantang.

Baca juga: Ini Alasan Buruh Kota Bekasi Dorong UMK 2020 Jadi Rp 4,9 Juta

Orator kemudian meminta seluruh anggota serikat buruh merapat mendekati mobil komando yang terparkir di tepi Jalan Ahmad Yani.

Ia meminta seluruh buruh menutup jalan karena menilai pemerintah tak berani menetapkan UMK sesuai permintaan mereka, karena APINDO meminta agar tidak ada kenaikan UMK.

"2,5 jam lagi kita akan dibubarkan. Sedangkan sampai jam segini belum terselesaikan. Bergeser ke depan mobil komando!" seru orator.

"Pemerintah pun sama tidak berani mengambil sikap! Mau dapat (kenaikan) 15 persen atau tidak, geser ke depan. Percuma ada dinas tenaga kerja kalau tidak bisa mengayomi buruh Kota Bekasi. Hidup buruh, tangan kirinya mengepal semua!" seru yang lain.

Baca juga: Minta UMK Bekasi 2020 Rp 4,9 Juta, Serikat Buruh Klaim Sudah Lakukan Survei

Orator mengklaim, pukul 16.30 WIB akan ada pengerahan buruh lagi dari arah utara yang berpotensi akan menutup jalan.

Saat berita ini disusun, Jalan Jenderal Ahmad Yani arah Pekayon sudah separuh tertutup oleh pengunjuk rasa.

"Jangan salahkan kami, bapak aparatur keamanan. Salahkanlah APINDO yang sampai detik ini tidak mau menyatakan UMK!" seru orator.

"Jam 16.30 tidak terselesaikan, jangan salahkan kami apabila tumpah ruah di jalan raya ini," sambungnya.

Penanggung jawab aksi, Suparno mengatakan, para buruh mendesak agar Dewan Pengupahan setuju dengan permintaan kenaikan UMK sebesar 15 persen untuk tahun 2020.

Itu artinya, UMK Bekasi mencapai Rp 4,9 juta.

Angka itu didapat, kata Suparno, dari hasil survei ke pasar-pasar utama di Kota Bekasi dan mempertimbangkan biaya hidup yang kian tinggi.

Permintaan itu, klaim Suparno, sudah mereka sampaikan kepada Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi sejak akhir Oktober lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com