Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP 2019: Bekasi Ngebet Gabung Jakarta...

Kompas.com - 23/12/2019, 05:55 WIB
Vitorio Mantalean,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com – Pada Agustus 2019, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi tiba-tiba menyodorkan wacana yang menarik perhatian publik. 

Pepen menyatakan harapannya agar Kota Bekasi bisa merger dengan DKI Jakarta.

"Saya enggak tahu, tapi kemarin ada yang gagas, siapa ya, (Bekasi) jadi Jakarta Tenggara," kata Rahmat yang akrab disapa Pepen itu setelah rapat paripurna mendengarkan pidato Presiden RI Joko Widodo di Gedung DPRD Kota Bekasi, Jumat (16/8/2019) dua pekan lalu.

Wacana ini akhirnya bergulir jadi buah bibir. Usut-punya usut, Pepen mengapungkan wacana ini gara-gara terpantik pernyataan Wali Kota Bogor Bima Arya dan Bupati Bogor Ade Yasin beberapa hari sebelumnya.

Dua penguasa Bogor itu berencana membentuk provinsi baru bernama Pakuan Raya dengan Kota Bekasi masuk di dalamnya.

Baca juga: Selain Wacana Bogor Raya, Bima Arya Dapat Usulan Bogor Gabung Jakarta

Mulanya, Pepen setuju dengan syarat, misalnya pengubahan nama provinsi menjadi “Pakuan Bagasasi”.

Adapun Bagasasi merupakan asal kata “Bekasi” yang perlu disematkan dalam nama provinsi itu karena Bekasi lebih tua ketimbang Bogor.

"Jadi, Bekasi sebenarnya lebih tua dari Bogor. Kalau mau, ya (namanya) provinsi Pakuan Bagasasi. Tinggal lihat sejarahnya saja, jadi (penamaannya) punya unsur historis," kata Pepen.

Namun, secara umum Pepen tak setuju bergabung dengan Bogor. Menurut dia, Lebih baik Bekasi bergabung dengan DKI Jakarta. Ada bermacam alasan yang ia utarakan terkait ide itu.

Saudara jauh Jakarta dan tergiur dana ibu kota

Pepen berujar, secara kultur dan historis, Bekasi punya kedekatan dengan Jakarta ketimbang Jawa Barat, khususnya Bogor.

Ia mencontohkan, Bekasi meskipun bagian dari Jawa Barat, mayoritas penduduknya beretnis Betawi, bukan Sunda.

Sudah begitu, secara administratif Bekasi juga banyak berhubungan dengan Jakarta. Beberapa wilayah pernah “saling dioper” antara Bekasi dan Jakarta.

Sejarawan Bekasi, Ali Anwar membenarkan hal tersebut. Menurut dia, tak perlu menarik jauh hingga era kerajaan untuk mengetahui kedekatan Bekasi dan Jakarta. 

Pada Era Kemerdekaan pun kekerabatan kedua kota ini masih tampak.

 "Pada era revolusi (1945-1949), batas antara Belanda dengan RI itu di Kali Cakung. Cakung, waktu itu, masuk wilayah Bekasi. Jadi, tentara Belanda berpusat di Jakarta, sementara tentara republik di Bekasi, sampai Cikampek dan Karawang, tetapi front terdepan melawan Belanda ada di Bekasi, tepatnya di Cakung itu," ujar Ali.

Baca juga: Hasil Survei, Lebih Banyak Warga DKI yang Setuju Bekasi Gabung Jakarta

Kala itu, Bekasi merupakan kewedanaan dari Kabupaten Jatinegara, Keresidenan Jakarta, Provinsi Jawa Barat. Kewedanaan Bekasi membawahi Kecamatan Bekasi, Cibitung, dan Cilincing.

Buku Sejarah Singkat Kabupaten Bekasi (2019) tulisan Ali mencatat bahwa setelah serangkaian perlawanan terhadap agresi militer Belanda hingga 1949, Indonesia diwacanakan jadi negara federal berupa RIS (Republik Indonesai Serikat).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com