JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas keamanan di Gedung Balai Kota dan DPRD DKI Jakarta nyaris terlibat keributan dengan sejumlah demonstran yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa DKI Jakarta, Selasa (31/12/2019).
Hal ini lantaran para demonstran melakukan aksinya hingga ke halaman DPRD dan hendak masuk ke halaman kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Petugas keamanan dan demonstran pun terlinat dorong-dorongan dan nyaris baku hantam.
Petugas keamanan yang sedang piket tidak terima dengan hal itu sebab lazimnya unjuk rasa digelar di depan Balai Kota dan dilakukan di luar pagar.
Baca juga: Tak Dikontrak, Pegawai Magang Transjakarta Demo di Balai Kota
Meski demikian para demonstran tak mau menggelar aksi di luar pagar, mereka tetap berteriak melalui pengeras suara meminta petugas keamanan tak menghalangi mereka.
"Ini rumah rakyat, kami berhak menyampaikan aspirasi kami di tempat ini," teriak salah satu peserta aksi kepada petugas keamanan.
Petugas keamanan yang berjumlah sekitar 15 orang tetap tak menggubris teriakan para pendemo, mereka mendorong para mahasiswa ke luar pagar melewati pintu masuk Gedung DPRD.
"Tahu aturan dong! Demo di luar pagar," teriak salah satu petugas keamanan.
Baca juga: Pegawai Magang Demo Minta Dikontrak, Ini Kata PT Transjakarta
Aksi saling dorong antara petugas keamanan Balai Kota dan DPRD DKI dengan para pendemo ini berlangsung sekitar 20 menit. Bahkan bibir seorang pendemo pun terluka.
Akhirnya setelah dihampiri oleh anggota kepolisian, pendemo pun keluar dan melakukan unjuk rasa di luar pagar.
"Kalian mau diatur enggak? Kalau mau diatur keluar, demo di luar pagar," kata polisi kepada para demonstran.
Petugas keamanan Balai Kota lalu buru-buru menutup pintu pagar meski para demonstran sempat menendang dan melempar pintu pagar itu beberapa kali sebelum melanjutkan orasi mereka.
Adapun aliansi mahasiswa ini datang ke Balai Kota untuk meminta Anies menutup beberapa tempat hiburan malam yang diklaim terdapat pengedaran narkoba dan praktik prostitusi.
Mereka juga membawa spanduk bertuliskan "Aliansi mahasiswa DKI mendesak gubernur DKI menutup semua diskotek yang terbukti ada narkoba".
Baca juga: Pengelola Colosseum: Tamu yang Terjaring Razia Sudah Gunakan Narkoba Sebelum ke Diskotek
1. Kami mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk segera menutup semua diskotek yang terbukti ada narkoba dan prostitusi di dalamnya, jangan tebang pilih
2. Kami mendesak Anies Baswedan untuk konsisten melawan kemaksiatan di Jakarta bukan hanya sekadar pencitraan di depan umat islam
3. Mendesak Anies Baswedan untuk segera menutup diskotek Crown, Olympic, Paragon, Sari Ayu, Fabel, Pujasera, Ilegal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.