Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Camat Ciledug Marahi Relawan soal Bantuan Banjir, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 04/01/2020, 14:51 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


TANGERANG, KOMPAS.com - Aksi Camat Ciledug Syarifudin saat memarahi salah satu relawan di tengah bencana banjir yang berlokasi di Wisma Tajur, Ciledug, viral di media sosial.

Rekaman video cekcok itu diunggah melalui akun Instagram @infotangerang.id, Jumat (3/1/2020) lalu.

Dalam video berdurasi 1 menit tersebut memperlihatkan Camat Ciledug Syarifudin memarahi seseorang yang membantu korban banjir.

Dalam keterangan video tersebut dijelaskan, Syarifudin marah lantaran pria tersebut mendata dan membantu korban banjir tanpa berkoordinasi dengannya.

Baca juga: Korban Jiwa Bencana Banjir di Ciledug Kota Tangerang Bertambah

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Sebenarnya dari kemarin banyak laporan tentang camat ciledug yang diduga marah-marah karena relawan mendata dan membantu warga tanpa wewenang nya, mimin baru posting setelah banjir sudah surut, sekaligus nunggu update terkini. . Mereka itu datang dengan ikhlas sambil menahan Lapar membantu Warga, Bukannya petang-tang peteng-peteng dan marah-marah. . Ingat pak! Kemanusiaan diatas segalanya meskipun bapak bertanggung jawab! Meskipun bapak punya Jabatan setinggi apapun, tetap kemanusiaan yang utama. . Lihat dia memegang buku dalam buku tersebut ada data korban yang belum terevakuasi ada data korban yang belum dapat logistik, dia ga sendiri tapi dia bersama warga lainnya. . Kalo gini dah viral kan? Kita tunggu Klarifikasi nya... . Kronologis nya geser ya.... . Baru jadi camat pak.... . Oh iya ini hanya #opinion dari mimin, gatau kalian mau beropini apa terhadap kasus ini. . . #millennialTNG #infotangerang #Tangerang #kotatangerang #infoterkini #Tangerangterkini #updatetangerang #tng #Tangerangselatan #kabupatentangerang

A post shared by INFO TANGERANG (@infotangerang.id) on Jan 3, 2020 at 10:21am PST

Menanggapi hal tersebut Syarifudin angkat bicara. Menurut dia, pristiwa itu terjadi pada Kamis (2/1/2020), persoalannya adalah miskomunikasi dengan seorang pria bernama Rajab, yang merupakan relawan dari Jakarta.

“Kronologinya itu, Raja meminta peralatan evakuasi mulai dari pengeras suara, lampu senter dan lainnya. Di situ saya bertanya, 'Anda relawan bawa apa saja?'. Ia pun menjawab tak bawa apa-apa, ia hanya membawa selembar kertas dan pulpen,” ujar Syarifudin dalam keterangan yang diterima, Sabtu (4/1/20).

Baca juga: Banjir Surut Jadi Ajang Warga Ciledug Indah Berburu Ikan, Was-was Ada Ular

Sebelumnya Syarifudin mengaku telah mencari informasi tentang sosok Rajab melalui anggota Polsek Ciledug atas aksinya di lokasi banjir.

Karena baginya, penanganan untuk korban banjir di wilayah tersebut merupakan tanggung jawabnya sebagai pejabat wilayah.

"Sebagai pejabat wilayah, saya dan tim Basarnas saat itu bertanggung jawab penuh. Proses evakuasi dalam situasi banjir separah itu harus digerakkan dalam satu komando,” katanya Syarifudin.

Apalagi, kata Syarifudin, keberadaan Rajab baru terlihat pada hari kedua bencana banjir terjadi di wilayah tersebut.

“Sejak Rabu, yaitu hari pertama kejadian banjir, saya tidak melihat sosok Rajab, seharian saya di Wisma Tajur mengevakuasi warga, istirahat sebelum subuh pun saya masih shalat di Wisma Tajur, disitu saya masih tak melihat Raja,” ucapnya.

Rajab Priadi, pria yang dimarahi oleh Camat Ciledug akhirnya angkat bicara soal videonya yang viral di media sosial pada Sabtu (4/1/2020).

Rajab berujar tidak terlalu mempermasalahkan tindakan Camat Ciledug Syarifudin ketika memarahinya. Dia mengaku tetap fokus membantu proses evakuasi warga yang jadi korban banjir.

Baca juga: Viral Dimarahi Camat Ciledug, Rajab Tidak Simpan Dendam dan Tetap Evakuasi Warga

Bahkan, dia hanya menanggapi santai permintaan maaf Syarifudin atas sikap emosional di dalam video tersebut.

"Biasa aja sih. Karena memang saya enggak punya masalah pribadi dengan bapak camat," kata Rajab saat ditemui Kompas.com di kawasan Jalan Bangka, Jakarta Selatan, Senin (6/1/2020).

Setelah Rajab dimarahi oleh Syarifudin, pria yang berusia 27 tahun itu tetap melanjutkan proses evakuasi korban terdampak banjir.

"Sampai detik ini saya enggak punya dendam pribadi sama pak camat. Saya tetap lanjut bantu proses evakuasi sampai sore. Baru saya pulang ke rumah orangtua saya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com