Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paling Parah Terdampak Banjir, Perumahan Pondok Gede Permai Bekasi Mulanya Rawa

Kompas.com - 10/01/2020, 18:26 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sejarawan Bekasi, Ali Anwar mengaku tak heran jika wilayah Pondok Gede Permai (PGP), Jatiasih, jadi wilayah langganan banjir. Pada Tahun Baru 2020, Rabu (1/1/2020) lalu, PGN jadi salah satu wilayah terparah dilanda banjir.

Sebab, wilayah PGP mulanya ialah rawa yang berperan sebagai daerah tangkapan air.

"Perumahan yang dibangun, apakah legal atau ilegal itu, menutup lahan yang tadinya menyerap sehingga tidak bisa lagi meyerap karena ditutup sama beton," ujar Ali ketika ditemui Kompas.com di Margahayu, Bekasi Timur, Jumat (10/1/2020).

Wilayah PGP tepat berdiri di tepi tanggul titik nol Kali Bekasi, hasil pertemuan Sungai Cileungsi-Cikeas.

Baca juga: Derita Warga Pondok Gede Permai: Banjir 6 Meter Surut, Kini Berjibaku Hadapi Lumpur dan Sampah

Masuk ke Perumahan PGP, seseorang akan melintasi jalan menurun cukup panjang dari pertigaan Jalan Cipendawa Baru.

Ini membuktikan bahwa PGP dibangun di wilayah cekungan.

Ali dan sebagian warga PGP bahkan menyebut, PGP boleh jadi kini ada di bawah permukaan air Kali Bekasi yang makin tinggi akibat sedimentasi. Untuk melindunginya, dibangun tanggul yang terus diperkuat dan dipertinggi.

"PGP bukan tahun ini pertama kali banjir. Saya di sini sejak 1989, tahun 1993 sudah banjir pertama," ujar Oonk (52) warga RT 007 RW 008 ketika ditemui wartawan di kediamannya yang persis di depan tanggul Kali Bekasi, Kamis (9/1/2020).

Alih fungsi rawa

Ali mengatakan, sebagai kota rawa-rawa, Bekasi memang secara alamiah langganan banjir.

Tahun 1973-1984, Pemerintah Kabupaten Bekasi (saat itu Bekasi belum terbagi menjadi kota dan kabupaten seperti sekarang) merampungkan pembangunan kanal Cikarang-Bekasi-Laut (CBL) buat mengatasi masalah banjir itu.

"Setelah kanal CBL dibangun, air langsung surut, Bekasi bebas banjir. Karena CBL menyelesaikan banjir, pemerintah pede bebas banjir," kata Ali.

Baca juga: Terendam Lumpur dan Listrik Mati, Rumah di Pondok Gede Permai Bekasi Ditinggalkan Penghuni

Merasa Bekasi tak akan banjir lagi sejak dibangunnya Kanal CBL, pemerintah pun membuka pintu lebar bagi pengusaha properti.

Pembangunan kompleks perumahan terjadi dengan skala besar.

"Persawahan tadinya setiap musim hujan tenggelam, langsung surut setelah ada Kanal CBL, termasuk di (wilayah yang kini) Kota Bekasi," ujar Ali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com