JAKARTA,KOMPAS.com - Anton Agusta masih berkutat di dalam bengkelnya di saat seluruh karyawannya sudah dirumahkan. Dia dan kelima rekannya masih sibuk merakit dan bongkar pasang mesin sana–sini.
Namun, kali ini Anton tidak sedang merakit mesin laundry koin seperti biasa. Pria yang ahli di bidang teknologi justru sibuk merakit ventilator.
Untuk diketahui, ventilator adalah alat kesehatan yang biasa digunakan untuk membantu pernapasan pasien di rumah sakit.
Baca juga: UI Kembangkan Ventilator Pasien Corona, Diklaim Lebih Murah dan Mudah
Mungkin terdengar aneh ketika seorang pengusaha di bidang mesin cuci banting setir jadi pembuat ventilator yang notabene alat kesehatan. Namun, nyatanya inilah yang sedang Anton lakukan.
Pria yang berkantor di bilangan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ini tergerak membuat ventilator demi kepentingan pasien yang terjangkit Covid-19 akibat terpapar virus corona tipe 2 atau SARS-CoV-2.
Pasalnya, pasien Covid -19 umumnya mengalami gangguan paru-paru yang mengakibatkan sulit bernapas. Selain itu, dia mengklaim bahwa jumlah ventilator di Indonesia masih minim.
Maka dari itu, dia merasa perlu membuat ventilator dengan bahan yang mudah didapat dan harga terjangkau.
Walau minim pengetahuan tentang kesehatan, Anton tidak menutup niatnya untuk berkontribusi melawan Covid-19.
Baca juga: Wabah Covid-19, Pemerintah Kembangkan Ventilator Portabel
Sebenarnya, Anton tidak pernah mengira akan membuat alat medis seperti itu. Hatinya mulai terketuk ketika diingatkan seorang teman pada saat awal-awal pemberlakuan social distancing.
“Teman saya dari Makassar namanya Khaidir Khaliq bilang, ‘Kamu punya kemampuan di bidang teknologi, bergerak lah. Di rumah akan mati, bergerak juga akan mati. Tapi setidaknya kamu beri sumbangsih dengan keahlianmu,” kata Anton saat dihubungi di Jakarta, Selasa (14/4/2020).
Hatinya bergetar kala mendengar ucapan tersebut. Anton kemudian sadar, bahwa diam di rumah saja tidak akan membuat perubahan. Dari sanalah timbul keinginan untuk berontribusi memerangi Covid-19 berdasarkan keahlianya.
Pria 38 tahun ini awalnya membuat bilik atau chamber untuk penyemprotan disinfektan. Bilik yang diciptanya cukup berhasil, bahkan sempat diproduksi hingga 200 unit.
Namun, belakangan bilik tersebut tidak berkembang lagi karena penyemprotan disinfektan ke tubuh manusia dilarang pemerintah.
Baca juga: Jangan Semprot Disinfektan Langsung ke Manusia, Ini Bahayanya Kata Pakar UGM
“Ternyata ada larangan dari Kemenkes. Ya sudah kami enggak mungkin melawan pemerintah,” kata dia.
Pantang menyerah, begitu yang ada dalam benak Anton. Dia kembali memutar otak mencari cara agar bisa berkontribusi melawan Covid-19.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.