BEKASI, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto memberi tanggapan terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa ‘berdamai’ dengan wabah Covid-19 selama vaksin penyakit tersebut belum ditemukan.
Menurut Tri, sebelum beradaptasi dengan Covid-19, target Jokowi untuk melakukan 10.000 tes spesimen per hari dengan metode polymerase chain reaction (PCR) harus dikejar terlebih dahulu.
“Kalau menurut saya sebelum kita boleh beradaptasi dengan Covid, yang 10.000 per hari itu yang harusnya dikejar dulu. Kan Pak Jokowi juga punya target bahwa PCR itu harus 10.000 per hari itu sampel (diperiksa),” ujar Tri saat dihubungi, Senin (11/5/2020).
Baca juga: Merasa Hanya Tifus, Kakek di Tambora yang Positif Covid-19 Sempat Tolak Dibawa ke RS
Tri menggambarkan negara Korea yang berhasil mencegah meluasnya Covid-19 tanpa melakukan lockdown.
Kuncinya, Korea gencar lakukan tes Covid-19 secara massif ke warganya.
Jika semakin banyak orang yang menjalani tes, maka semakin banyak pula orang yang mengetahui apakah dirinya pembawa Covid-19 atau tidak.
“Misalnya mengetahui kalau dirinya positif Covid-19, dia akan sendirinya lakukan isolasi. Sehingga makin banyak orang yang sendirinya lakukan isolasi,” kata dia.
Tanpa tes Covid-19 secara massif, dikhawatirkan orang tanpa gejala (OTG) tetap beraktivitas seperti biasa. Mereka bisa menularkan Covid-19 ke orang lain.
Baca juga: Pemprov DKI Imbau BUMD Hapus atau Pangkas THR untuk Direksi hingga Karyawan
Oleh karena itu, saat ini Pemkot Bekasi gencar lakukan pemeriksaan Covid-19 di fasilitas-fasilitas umum hingga ke Kelurahan untuk deteksi Covid-19.
“Kenapa banyak yang sembuh sekarang karena makin kesini orang yang batuk-batuk dikit langsung swab. Kalau si ini positif, saya harus periksa atau minimal saya jadi ODP dan isolasi mandiri," ucapnya.
"Virus ini sepanjang cepat diketahui pasti aman. Yang bahaya OTG ini, tanpa ada gejala tiba-tiba meninggal. Maka perlu pemeriksaan masif,” tambah Tri.
Dengan makin banyak pemeriksaan, menurut dia, tanpa disadari masyarakat lambat laun dapat berdaptasi dengan Covid-19 asalkan protokol kesehatannya tetap dijalankan,
Misalnya, semua masyarakat yang keluar rumah tetap mengenakan masker.
Kemudian, ketika aktivitas belajar mengajar kembali di sekolah nantinya, maka harus diatur jarak duduk dan kapasitas dalam kelas.
Baca juga: Jokowi Sebut Hidup Berdamai dengan Covid-19, Apa Maksudnya?
Selain itu, restoran atau warung makan ketika beroperasi kembali mengatur tempat duduk dengan menerapkan physical distanting.