Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pemprov DKI Pilih PSBB Transisi Dibanding New Normal

Kompas.com - 04/07/2020, 11:56 WIB
Cynthia Lova,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjelaskan alasan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memilih pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi dibanding new normal.

Riza mengatakan, Pemprov DKI tidak menggunakan kata new normal lantaran khawatir masyarakat salah paham mengartikan diksi normal.

"Kami belum berani menyebut bahasa kenormalan baru karena menurut kami dapat berpotensi pada pemahaman masyarakat," ujar Riza dalam diskusi 'Jelang Usai PSBB Transisi', Sabtu (4/7/2020).

Baca juga: PSBB Transisi di Jakarta Diperpanjang 14 Hari

Menurut dia,new normal dikhawatirkan membuat masyarakat menganggap virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) telah hilang.

Oleh karena itu, PSBB transisi dipilih sebagai bentuk kehati-hatian Pemprov DKI Jakarta dalam membentuk pemahaman masyarakat pada masa pandemi ini.

Sebab, meski aktivitas sosial dan ekonomi mulai dilonggarkan pada masa PSBB transisi, kata Riza, Jakarta masih belum aman dari Covid-19.

"Makanya lebih baik kami memutuskan untuk menyebutnya masa PSBB transisi menuju masyarakat aman Covid-19," kata Riza.

Baca juga: PSBB Transisi Diperpanjang dan Sederet Hal yang Harus Diketahui

"Bukan hanya hati-hati, tapi kami mau mengingatkan di masa kayak gini, selama virus masih ada, potensi penyebaran masih berbahaya. Apalagi vaksin belum ditemukan. Jadi kami sebut PSBB transisi biar jelas batasannya belum normal, namun kami beri pelonggaran sebanyak 50 persen," tutur dia.

Pemprov DKI Jakarta kini menerapkan PSBB transisi sebagai bentuk penanganan wabah Covid-19 di Ibu Kota.

Kasus Covid-19 pertama kali terdeteksi di Jakarta pada 3 Maret 2020. Semenjak itu, jumlah kasus positif semakin meningkat.

Pemprov DKI Jakarta kemudian memutuskan melaksanakan PSBB pada 10 April.

Baca juga: PSBB Transisi Diperpanjang, Ini 4 Kebijakan yang Diterapkan Anies

Sebelum PSBB dilaksanakan, Pemprov DKI sudah lebih dulu mengimbau perusahaan untuk menerapkan work from home dan belajar di rumah.

Semenjak PSBB diterapkan pada 10 April, sudah dua kali Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan perpanjangan PSBB.

PSBB terakhir dengan berbagai pengetatan berakhir pada 4 Juni.

Baca juga: Waspada, Jam Macet Jakarta Bergeser Saat PSBB Transisi

Setelah itu, Anies memutuskan untuk memperpanjang PSBB. PSBB tahap keempat diperpanjang sampai 2 Juli 2020. PSBB ini menjadi PSBB masa transisi menuju new normal di Jakarta.

Kemudian, PSBB pada masa transisi ini diperpanjang selama 14 hari hingga 16 Juli 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com