Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lacak Kasus Covid-19 di Pabrik Hitachi, 22 Karyawan dan Keluarganya Dinyatakan Negatif

Kompas.com - 10/07/2020, 17:32 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Satu karyawan perusahaan Hitachi, di kawasan industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, positif terpapar Covid-19.

Guna mencegah penularan lebih luas, Pemerintah Kabupaten Bekasi langsung melakukan pelacakan dan penelusuran Covid-19 (contact tracing) pada orang-orang yang pernah kontak langsung dengan satu karyawan tersebut.

Selain itu, pemeriksaan swab test juga dilakukan terhadap 22 orang karyawan Hitachi.

“Kontak erat 22 orang sudah di-swab, hasilnya negatif,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Kabupaten Bekasi Alamsyah, saat dikonfirmasi, Jumat (10/7/2020).

Baca juga: Karyawan Terpapar Covid-19, Perusahaan Hitachi di Kawasan Industri Cikarang Ditutup Sementara

Pemkab juga memeriksa keluarga karyawan Hitachi yang dinyatakan positif Covid-19.

Namun, Alamsyah enggan menjawab secara detail ada berapa orang yang telah diperiksa.

“Hasilnya negatif (untuk keluarga karyawan Hitachi),” tutur dia.

Adapun salah satu perusahaan Hitachi yang berdomisili di kawasan industri Cikarang, Kabupaten Bekasi harus tutup sementara.

Kebijakan tersebut diberlakukan sebagai dampak ditemukannya satu karyawan di perusahaan tersebut yang terpapar Covid-19 pada Rabu (8/7/2020) kemarin.

“Iya (ditutup). Ada satu orang (karyawan Hitachi terkonfirmasi positif) warga luar Kabupaten Bekasi,” ujar Juru Bicara Gugus Tugas Kabupaten Bekasi, Alamsyah melalui pesan singkat, Kamis (9/7/2020).

Baca juga: Pemkot Bogor Izinkan Toko Mitra 10 Beroperasi Usai Ditutup karena Jadi Klaster Penyebaran Covid

Alamsyah mengatakan, perusahaan yang bergerak di bidang alat berat (manufaktur excavator, dan manufaktur heavy equipment components) ini harus tutup selama 14 hari ke depan.

Namun, ia belum mengetahui ada berapa jumlah aryawan yang dirumahkan sebagai dampak penutupan perusahaan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com