Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Patuhi Pemprov Jabar untuk Tutup Tempat Hiburan, Walkot Bekasi: Kalau Pajak Tak Dapat, Mau Minta ke Mana?

Kompas.com - 21/07/2020, 05:50 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melarang kegiatan industri pariwisata perkotaan untuk dibuka terlebih dahulu.

Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemprov Jabar nomor 556/1435-Pemas.

Surat Edaran itu bertolak belakang dengan kebijakan Pemkot Bekasi yang telah lebih dahulu membuka tempat pariwisata hingga tempat hiburan.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, jika tempat hiburan hingga tempat wisata ditutup maka pendapatan asli daerah (PAD) juga berkurang.

Baca juga: Pemkot Bekasi Siapkan 1.000 Paket Kebutuhan untuk Warga Positif Covid-19 yang Jalani Isolasi Mandiri

Akibatnya kebutuhan operasional tidak bisa terpenuhi. Sebab tak ada pendapatan dari pajak tempat hiburan hingga tempat wisata.

"Kalau tiba-tiba kita tutup ini nanti Pemkot tidak punya apa-apa, pajak tidak dapat. Terus saya mau minta ke mana? Sementara saya harus beli rapid, kit swab, biaya operasional, kesejahteraan. Kan semua dari pajak-pajak itu,” ucap Rahmat di Bekasi, Senin (20/7/2020).

Selain itu, pria yang akrab disapa Pepen khawatir jika tempat wisata hingga tempat hiburan kembali ditutup, maka akan banyak pekerja yang diputus hubungan kerja.

Akibatnya, makin banyak masyarakat kembali terdampak Covid-19.

“Tetapi yang tidak kalah penting lagi jangan sampai terus ada pemutusan hubungan kerja. Hiburan tidak jalan, kuliner tidak jalan, semua mati. Coba menyampaikan itu lihat rasionalisasi di lapangan. Orang kan khawatir pada mati tidak makan lebih baik kita kawan dengan Covid-19,” kata Rahmat.

Baca juga: Tak Diizinkan Kemendikbud Gelar KBM Tatap Muka, Ini Komentar Wali Kota Bekasi

Ia mengklaim pihak Pemkot bisa antisipasi penularan Covid-19 di tempat hiburan maupun tempat pariwisata.

Sebab selama tempat hiburan maupun tempat pariwisata dibuka belum ditemukan kasus Covid-19.

Dengan demikian, tak masalah kata Pepen jika tempat wisata maupun tempat hiburan beroperasi selama menerapkan protokol pencegahan Covid-19

“Gini, Kadis Jabar datang ke Kota Bekasi, suruh lihat kesiapan. Nanti baru bicara. Kita kan selalu persiapkan (protokol Covid-19) seperti kita memberikan izin pada saat kita melakukan salat Ied. Membuat simulasi. Nah apalagi belum dengar kan kasus positif kena dari tempat hiburan? Enggak ada kan? Artinya ya aman,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com