Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu: Ongkos Beli APD untuk Awasi Pilkada Depok Capai Rp 900 Juta

Kompas.com - 28/07/2020, 05:51 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Depok, Luli Barlini mengungkapkan, biaya untuk membeli alat pelindung diri (APD) yang dikeluarkan pihaknya untuk rangkaian Pilkada Depok 2020 tembus Rp 900 juta.

Besar anggaran APD itu, lanjut dia, sudah disepakati Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) berdasarkan hasil rapat koordinasi untuk refocusing anggaran akibat pandemi Covid-19.

"Hasil dari recofusing itu (guna membeli APD untuk Pilkada Depok 2020) sekitar Rp 900 juta. Karena, APD itu untuk berbagai tahapan yang harus disiapkan," kata Luli kepada wartawan Senin (27/7/2020).

" Awalnya kami rencananya beli 1 (APD) dan itu untuk dipakai dari awal sampai selesai, tapi ternyata setelah refocusing harus ada tahapan-tahapan sehingga harus Rp 900 juta," tambah dia.

Baca juga: Pilkada Depok di Tengah Pandemi Covid-19, Bawaslu Akan Awasi Politisasi Bansos

Luli mengemukakan, APD itu amat diperlukan oleh para pengawas Bawaslu di lapangan saat mengawal Pilkada Depok 2020.

Pasalnya, beberapa wilayah di Depok masih rawan penularan virus corona jenis baru penyebab penyakit infeksi pernapasan Covid-19. Apalagi, sejumlah TPS di Depok kemungkinan rawan penularan Covid-19 karena ada lebih dari 500 pemilih terdaftar di masing-masing TPS itu.

Belum lagi, sejumlah kegiatan dalam rangkaian Pilkada Depok 2020 masih harus dilakukan secara tatap muka meskipun banyak yang sudah dialihkan ke metode daring.

"Semua kegiatan (yang sudah dianggarkan) tetap dijalankan tapi lebih banyak daring, misalnya di hotel yang biasa banyak kami lakukan, banyak yang berkurang," ungkap Luli.

"Ada (kegiatan tatap muka) tapi nanti ada keterbatasan, tidak banyak dan menggunakan protokol (Covid-19). Itu yang jadi tugas paling berat kami untuk memastikan bahwa mereka (massa dan warga) sudah melakukan protokol Covid-19. Berat," ujar dia

Baca juga: Gerindra dan PDI-P Siapkan Tim Khusus Dunia Maya Hadapi Pilkada Depok 2020

"Ada beberapa titik TPS, ada masa kampanye, kemudian ada perhitungan suara, itu yang harus kami perhatikan di titik kumpulnya," tambahnya.

Pemungutan suara dalam Pilkada Depok 2020 akan digelar serentak dengan 270 daerah lain pada 9 Desember 2020.

Sejauh ini, kandidat yang kemungkinan bakal duel dalam Pilkada Depok 2020 sama-sama berasal dari petahana.

Mohammad Idris yang saat ini menjabat wali kota hampir pasti akan maju lagi menuju periode kedua kekuasaannya, diusung oleh PKS serta partai-partai seperti Demokrat, PAN, dan PPP.

Hingga sekarang, partai-partai tersebut belum mengumumkan siapa calon wakil Idris dalam kontestasi.

Sementara itu, wakil Idris saat ini di pemerintahan yakni Pradi Supriatna juga akan maju. Partai pengusungnya Gerindra. Calon wakinya adalah Afifah Aliyah, kader PDI-P.

Barisan oposisi ini kini tengah merapat dengan Partai Golkar dan PKB untuk menambah kekuatan dalam upaya menggantikan rezim PKS yang sudah 15 tahun berkuasa di Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com