DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengakui, penularan virus corona tipe dua (SARS-Cov-2) yang menyebabkan penyakit infeksi pernapasan Covid-19 semakin masif di wilayahnya selama dua pekan ke belakang.
Ia mengungkapkan, mobilitas penduduk yang semakin tinggi antar wilayah telah menyebabkan virus corona terbawa ke lingkungan tempat tinggal warga Depok juga semakin tinggi.
Untuk mencegah penularan Covid-19 merebak di permukiman, Idris menyampaikan pihaknya akan kembali mengoptimalkan Kampung Siaga Covid-19 di tingkat RW.
Baca juga: Pemkot Depok: Kampung Siaga Covid-19 Sudah Jangkau 97 Persen Wilayah
"Kami akan mengoptimalkan kembali peran Kampung Siaga Covid-19 (KSC) berbasis rukun warga (RW) dalam membantu upaya pencegahan penularan Covid-19, dengan rencana bantuan dana stimulan operasional KSC sebesar Rp 2 juta," kata dia melalui keterangan tertulis pada Selasa (11/8/2020).
Jumlah dana stimulan itu naik dua kali lipat ketimbang saat pertama kali Pemerintah Kota Depok meluncurkan program Kampung Siaga Covid-19 pada April lalu.
"Kami juga akan mengoptimalkan program Pembatasan Sosial Kampung Siaga (PSKS) dalam upaya memutus mata rantai penularan Covid-19 pada RW yang termasuk memiliki risko (penularan) tinggi," ungkap Idris.
Kota Depok sempat masuk ke dalam daftar 13 kota dan kabupaten di Indonesia yang tergolong zona merah atau risiko tinggi penularan Covid-19 pada Kamis pekan lalu.
Hari ini, status tersebut untuk sementara beralih ke zona oranye (risiko sedang). Namun lonjakan kasus Covid-19 di Depok belum mereda, khususnya sejak dua pekan terakhir.
Hingga saat ini, Kota Depok juga masih menjadi satu-satunya kota di Provinsi Jawa Barat dengan laporan kasus positif Covid-19 di atas 1.000, tepatnya 1.456 kasus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.