JAKARTA, KOMPAS.com - "Maaf lagi ngobrol," kata Vaza (30) dalam sambungan telepon, Kamis (3/9/2020) siang. Suasana riuh. Orang-orang tampak mengajak ngobrol Vaza.
Vaza saat itu sedang dalam perjalanan di kapal dari Pulau Sabira ke Pulau Kelapa di Kepulauan Seribu, Jakarta. Vaza bukan sedang plesiran, melainkan dalam tugas medis sebagai dokter gigi.
Enam bulan lalu, Vaza (30) memulai hidup baru sebagai dokter gigi di Kecamatan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu. Kesehariannya sebagai dokter gigi harus ia jalani bak anak pulau.
Ia tetap bertugas meski di tengah pandemi Covid-19. Menginap di pulau-pulau adalah kesehariannya dalam seminggu bertugas.
"Gue kerja di Puskesmas Kecamatan Pulau Kelapa mulai 1 Maret," kata Vaza Nadia, nama lengkap perempuan kelahiran Riau itu.
Bertugas sebagai dokter gigi di tengah pandemi Covid-19 hingga saat ini bukan tanpa tantangan. Apalagi, Vaza berada di wilayah kepulauan.
Baca juga: Dinkes DKI Sebut RS Swasta Juga Butuh Tambahan Tenaga Kesehatan untuk Covid-19
Peralatan tugasnya tak sama seperti di daratan utama Pulau Jawa. Namun, ia tetap berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik.
Dalam tugasnya, ia berkeliling Pulau Kelapa dan Pulau Sabira. Ia pun harus mem-back up melayani pasien jika rekan sejawatnya ada yang mengundurkan diri dari tugas di pulau.
"Pertama kali ke Pulau Sabira. Itu pulau jauh kalau di peta. Di sana, pasien duduk tak seperti kursi biasa di klinik gigi. Kalau di sini kan enggak, posisinya bikin pinggang sakit," kata Vaza sambil tertawa.
Belum lagi protokol yang wajib dilakukan saat melayani pasien yakni memakai Alat Pengaman Dasar (APD). APD baginya sangat menyiksa.
"Itu lebih lelah banget pakai APD. Panas. Jadi keringatan terus," kata Vaza.
Cuaca di wilayah kepulauan pun membuat tambah makin panas. Kondisi laut juga kadang tak bersahabat.
Sejak awal perekrutan, memang dicari tenaga medis yang tak takut laut dan mabuk laut. Lantaran gemar traveling, ia pun memberanikan diri.
Baca juga: Hanya 6 Kelurahan di Jakarta yang Tak Punya Kasus Aktif Covid-19
Jauh dari kota metropolitan, hoaks tentang Covid-19 pun masih beredar di sekitar tempatnya bekerja. Sebagian masyarakat seakan tak percaya dengan adanya Covid-19.
"Yang gue lihat seakan-akan orang sini sudah biasa. Ya biasalah enggak pakai masker," tambahnya.