Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dokter Gigi Keliling Kepulauan Seribu di Tengah Pandemi, Khawatir tetapi Bahagia

Kompas.com - 03/09/2020, 16:18 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - "Maaf lagi ngobrol," kata Vaza (30) dalam sambungan telepon, Kamis (3/9/2020) siang. Suasana riuh. Orang-orang tampak mengajak ngobrol Vaza.

Vaza saat itu sedang dalam perjalanan di kapal dari Pulau Sabira ke Pulau Kelapa di Kepulauan Seribu, Jakarta. Vaza bukan sedang plesiran, melainkan dalam tugas medis sebagai dokter gigi.

Enam bulan lalu, Vaza (30) memulai hidup baru sebagai dokter gigi di Kecamatan Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu. Kesehariannya sebagai dokter gigi harus ia jalani bak anak pulau.

Ia tetap bertugas meski di tengah pandemi Covid-19. Menginap di pulau-pulau adalah kesehariannya dalam seminggu bertugas.

"Gue kerja di Puskesmas Kecamatan Pulau Kelapa mulai 1 Maret," kata Vaza Nadia, nama lengkap perempuan kelahiran Riau itu.

Bertugas sebagai dokter gigi di tengah pandemi Covid-19 hingga saat ini bukan tanpa tantangan. Apalagi, Vaza berada di wilayah kepulauan.

Baca juga: Dinkes DKI Sebut RS Swasta Juga Butuh Tambahan Tenaga Kesehatan untuk Covid-19

Peralatan tugasnya tak sama seperti di daratan utama Pulau Jawa. Namun, ia tetap berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik.

Dalam tugasnya, ia berkeliling Pulau Kelapa dan Pulau Sabira. Ia pun harus mem-back up melayani pasien jika rekan sejawatnya ada yang mengundurkan diri dari tugas di pulau.

"Pertama kali ke Pulau Sabira. Itu pulau jauh kalau di peta. Di sana, pasien duduk tak seperti kursi biasa di klinik gigi. Kalau di sini kan enggak, posisinya bikin pinggang sakit," kata Vaza sambil tertawa.

Belum lagi protokol yang wajib dilakukan saat melayani pasien yakni memakai Alat Pengaman Dasar (APD). APD baginya sangat menyiksa.

"Itu lebih lelah banget pakai APD. Panas. Jadi keringatan terus," kata Vaza.

Cuaca di wilayah kepulauan pun membuat tambah makin panas. Kondisi laut juga kadang tak bersahabat.

Sejak awal perekrutan, memang dicari tenaga medis yang tak takut laut dan mabuk laut. Lantaran gemar traveling, ia pun memberanikan diri.

Baca juga: Hanya 6 Kelurahan di Jakarta yang Tak Punya Kasus Aktif Covid-19

Masih ada hoaks

Jauh dari kota metropolitan, hoaks tentang Covid-19 pun masih beredar di sekitar tempatnya bekerja. Sebagian masyarakat seakan tak percaya dengan adanya Covid-19.

"Yang gue lihat seakan-akan orang sini sudah biasa. Ya biasalah enggak pakai masker," tambahnya.

Hoaks-hoaks tentang Covid-19 masih banyak beredar di grup Whatsapp masyarakat di sekitar tempatnya bekerja. Sebagian masyarakat percaya tentang informasi hoaks yang beredar di grup Whatsapp.

"Mungkin awal-awal percaya ada Covid-19, kemudian merasa enggak apa-apa kalau enggak pakai masker. Merasa sehat-sehat aja. Jadi ngerasa seperti enggak ada Covid-19. Kalau sudah kena baru percaya," katanya.

Baginya tugas dokter sebagai agen preventif untuk mengedukasi masyarakat tetap ia jalankan. Sebagai dokter, edukasi kepada masyarakat adalah hal yang paling sulit.

Baca juga: RSUD Pasar Minggu dan RSUD Cengkareng Jadi Rumah Sakit Khusus Pasien Covid-19 Mulai Pekan Depan

"Untuk mencerdaskan bangsa, komunikasinya harus berbeda pendekatannya. Kan sulit membuat orang mendengarkan kita," tambah Vaza.

Bingung, khawatir, pasrah tetapi bahagia

Vaza Zairinal Nadia (29) memancing di laut di sela-sela tugasnya di Kepulauan Seribu, Jakarta.Dok. Vaza Zairinal Nadia Vaza Zairinal Nadia (29) memancing di laut di sela-sela tugasnya di Kepulauan Seribu, Jakarta.

Bekerja sebagai tenaga medis di tengah pandemi, Vaza awalnya bingung. Kliniknya bersama rekan-rekannya mesti tutup di tengah pandemi. Beruntung ia diterima bekerja di Puskesmas Kecamatan Kelapa.

"Bingung juga sih mau dibilang khawatir, kalau belum keterima di puskesmas. Lebih ke arah ke ekonomi," katanya.

Ia sangat bersyukur bisa kembali bekerja. Kliniknya tutup sejak Februari hingga Mei lantaran adanya Covid-19.

"Pas kita di klinik itu berat mesti beli APD. Kalau di sini kan sudah ada yang tanggung," ujar Vaza.

Bekerja di tengah Covid-19 pun ia sudah pasrah. Awalnya ia khawatir tertular Covid-19. Vaza tetap menjalankan protokol kesehatan yaitu 3M (menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker.

Baca juga: Kala Klinik Khitan Terdampak Pandemi, Dulu Punya Ratusan Tamu, Kini Tak Ada yang Datang

"Ya dag dig dug. Pertama khawatir tertular ya, lama-lama lelah sendiri. Lelah lebih karena khawatir," tambahnya. 

Kalau tertular, Vaza sudah pasrah. Ia sudah berikhtiar untuk menerapkan protokol kesehatan. Pandemi Covid-19 bagi Vaza mengajarkan untuk ikhlas.

"Pandemi ini sepertinya sudah mendefinisikan manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang menentukan," tambahnya.

Namun, ia merasa bahagia bisa bekerja di Kepulauan Seribu. Vaza tak merasakan macet seperti yang dirasakan di Kota Jakarta.

Di Kepulauan Seribu, tempat kerjanya cukup ditempuh sekitar tiga menit dari messnya. Karena itu, Vaza tak merasa stress.

"Seru dan senang ya kerja di Kepulauan Seribu. Bisa lihat langit Jakarta bagus ya cuma di Pulau Seribu. Kalau di Kota Jakarta kan berharap banyak pasien, tapi stress di jalan," kata perempuan lulusan Universitas Indonesia itu.

Ia bisa setiap hari melihat dan bermain di laut. Hal itu yang tak bisa dirasakannya jika bekerja di Kota Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com