JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus positif Covid-19 di Indonesia terus bertambah selama sebulan terakhir dan telah menembus 1 juta kasus.
Pada Selasa (26/1/2021) siang, menurut data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, kasus Covid-19 di Indonesia tercatat sebanyak 1.012.350 kasus.
Khusus di DKI Jakarta, kasus positif Covid-19 telah menyentuh angka 250 ribu kemarin, tepatnya 254.580 kasus.
Baca juga: Kegundahan Amelia, Dokter yang Terpaksa Memilih Pasien karena Ruang ICU Khusus Covid-19 Penuh
Tingginya angka kasus positif Covid-19 berimbang pada pelayanan kesehatan di mana rumah sakit kini penuh.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) DKI Jakarta Slamet Budiarto mengaku sudah memprediksi kasus Covid-19 akan meningkat pasca libur natal dan tahun baru dan rumah sakit akan penuh.
IDI sudah mengingatkan hal ini sejak jauh hari.
"Ya kan sudah mengingatkan sejak sebelum liburan bahwa kapasitas RS kita terbatas. Mungkin sudah banyak, tapi karena banyaknya pasien tidak cukup," kata Slamet kepada Kompas.com, Selasa (19/1/2021).
Namun, ia menyayangkan imbauan yang disampaikan IDI hanya dianggap sebagai angin lalu.
Kenyataannya, menurut Pandu, banyak masyarakat yang masih bepergian di masa liburan Natal dan tahun baru. Bahkan banyak yang abai protokol kesehatan.
Arif Yahya (25) salah satunya. Warga Cipayung, Jakarta Timur, ini mengaku selama ini mengabaikan protokol kesehatan. Sehingga, ia kini terpapar Covid-19.
"Saya dinyatakan positif hari ini. Saya mengalami anosmia sehingga indera penciuman saya hilang. Saya juga tidak bisa mengecap rasa," kata Arif kepada Kompas.com, Rabu (27/1/2021).
Diakui Arif, ia sempat berlibur ke luar kota pas tahun baru lalu. Meski begitu, dirinya punya asumsi lain terkait kapan terkena virus SARS-CoV-2.
"Kemungkinan (saya terpapar) saat saya pergi ke Pasar Senen karena banyak orang berkerumun di tempat yang sama. Sebelumnya, saya pergi ke Jepara ke rumah saudara saat tahun baru," ungkap Arif, yang masih menunggu kabar bisa atau tidaknya dirujuk ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet.
Arif mengutarakan dirinya adalah salah satu masyarakat yang awalnya tidak percaya adanya Covid-19 di Indonesia.
Hal tersebut, menurut Arif, alasan mengapa selama ini ia kurang maksimal melaksanakan protokol kesehatan (prokes) dan bahkan berlibur.
Baca juga: Cerita Dokter di RS Wisma Atlet, Jungkir Balik karena Klaster Liburan...